PEMPROV NTB DISARANKAN BENTUK TIM PENILAI KUALITAS TEMBAKAU

id

     Mataram, 21/2 (Antara) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) disarankan membentuk tim terpadu yang bertugas memberi penilaian terhadap kualitas tembakau virginia yang dihasilkan petani di Pulau Lombok.

     "NTB perlu bentuk tim terpadu penilaian kualitas tembakau. Tim itu melibatkan semua 'stakeholder' terkait agar hasil penilaiannya diakui semua pihak," kata Direktur Budidaya Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) Nurnowo Parijo, usai pertemuan koordinasi program intensifikasi tembakau virginia Lombok, di Mataram, NTB, Kamis.

     Pada pertemuan koordinasi itu, Nurnowo mewakili Dirjen Perkebunan Gamal Natsir, yang berhalangan hadir.

     Ia mengatakan, tim terpadu itu juga melibatkan asosiasi petani tembakau, asosiasi pedagang tembakau, perwakilan perusahaan mitra petani, dan pejabat dari dinas teknis terkait.

     "Nanti tim itu yang menentukan tingkatan kualitas tembakau, berikut harganya yang disepakati agar tidak terus-menerus menjadi masalah soal 'grade' tembakau dan harga jualnya," ujarnya.

     Nurnowo mengaku telah menyampaikan saran tersebut dalam pertemuan intensifikasi tembakau virginia Lombok, di Mataram, NTB.

     Sementara itu, Kepala Perkebunan Provinsi NTB Hj Hartina mengungkapkan bahwa pihaknya kesulitan menentukan kualitas tembakau virginia Lombok, karena selama ini indikator kualitasnya sangat tergantung selera perusahaan. 

     "Sulit petugas mengikuti tingkatan kualitas tembakau virginia Lombok, karena masing-masing perusahaan berbeda indikatornya, tergantung selera perusahaan," ujarnya.

     Hartina mengatakan, pihaknya sudah menyikapi keluhan petani tembakau virginia Lombok terkait penentuan kualitas tembakau, yang berpengaruh langsung terhadap harga jualnya.

     Versi petani, harga tembakau virginia Lombok itu fluktuatif karena adanya peran petugas penentu harga (grader) yang dimiliki perusahaan pengelola tembakau.

     Petani tembakau virginia mengeluhkan ulah "grader" yang membedakan kualitas tembakau petani, yang menurut pengalaman petani kualitasnya sama namun dibedakan oleh "grader" dan berdampak langsung pada perbedaan harga.

     Ulah "grader" itu menimbulkan kejanggalan, jenis dan kualitas barang sama namun dibedakan oleh "grader".

     Dinas Perkebunan NTB kemudian mendidik staf fungsional khusus untuk menjadi "grader" tembakau virginia, dan kini telah ada tiga orang petugas "grader".

     Hanya saja, ketiga petugas itu cukup kesulitan dalam menjalankan tugasnya, karena indikator kualitas tembakau virginia masing-masing perusahaan berbeda.

     "Tidak seperti yang kita duga, ternyata penilaian 'grader' itu sesuai selera perusahaan. Perusahaan rokok yang satu menerapkan indikator lainnya atas tingkatkan kualitas tembakau, perusahaan lainnya juga berbeda," ujarnya.

     Hartina mencontohkan, tembakau virginia kualitas terbaik versi "grader" PT Sadhana Arifnusa atau perusahaan milik Sampoerna Group selaku perusahaan mitra petani tembakau di Pulau Lombok yang terbesar, berbeda dengan kualitas terbaik versi PT Jarum, dan perusahaan lainnya.

     Karena itu, ia menyimpulkan fluktuatifnya harga tembakau virginia pada kondisi tertentu bukan dilatarbelakangi oleh ulah "grader", tetapi erat kaitannya dengan minat perusahaan pengelola tembakau.

     "Beragamnya indikator kualitas tembakau virginia itu, ternyata juga erat kaitannya dengan minat perusahaan rokok yang menjadi mitra perusahaan pengelola tembakau, sehingga kesulitan bagi kami untuk menyeragamkan tingkatan kualitasnya," ujarnya.

     Kini, sebanyak 20 perusahaan pengelola tembakau beroperasi di Pulau Lombok, yakni PT Gudang Garam, PT Export Leaf Indonesia (ELI), PT Djarum, dan PT Shadana Arifnusa atau perusahaan milik Sampoerna Group selaku perusahaan mitra petani tembakau di Pulau Lombok yang terbesar.

     Selanjutnya, PT Tresno Adi, PT IDS, UD Nyoto Permadi, UD Supianto, CV SML, UD Cakrawala, UD Keluarga Sakti, UD Iswanto, UD Sumber Rezeki, UD Jawara, CV Kemuning Sari, CV Stevi, PR Sukun, UD Selaparang, UD Rinjani Maju Bersama, dan PT AOI. (*)