Mataram, 19/3 (Antara) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap kesektariatan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melanjutkan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, karena berdampak positif terhadap upaya menghindarkan pelajar dari paham-paham yang merusak.
"Kami berharap sosialisasi empat pilar ini berkelanjutan karena akan dapat meningkatkan kesadaran, pemahaman dan penghayatan berbangsa dan bernegara di kalangan pelajar, serta mencegah paham-paham yang merusak," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB H Lalu Safi'i, pada pembukaan babak final cerdas cermat empat pilar berbangsa dan bernegara, di Mataram, Selasa.
Hadir dalam acara itu, Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR Eddie Siregar, dan dua anggota MPR yakni Ahmad Basyarah dari PDIP dan H M Ali Yacob dari Partai Demokrat.
Lomba cerdas cermat empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) itu, diselenggarakan oleh Kesektariatan MPR bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat di 33 provinsi, di Tanah Air.
Cerdas cermat itu melibatkan siswa-siswi terbaik tingkat SLTA agar mampu memahami dan menjiwai pilar-pilar bangsa itu yang pada akhirnya mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata di tengah keberagaman di Bumi Pertiwi.
Perlombaan itu merupakan salah satu metode pemasyarakatan empat pilar bangsa yang dinilai tepat bagi kalangan remaja, sebagai wadah aktualisasi diri sekaligus sebagai ajang bersosialiasi melalui media kompetisi yang positif.
Selain itu, merupakan salah satu media untuk memasyarakatkan dan membudayakan pentingnya penyelenggaraan kehidupan berkonstitusi melalui pemahaman aturan dasar bernegara serta membangun, membina persahabatan antar generasi muda yang dapat memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
Diharapkan, para peserta lomba cerdas cermat tidak sekedar hafal sila-sila dalam Pancasila dan rumusan pasal-pasal dalam UUD 1945, tetapi yang lebih penting memaknai empat pilar itudengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun dalam pergaulan sosial di masyarakat.
Khusus di Provinsi NTB, babak final cerdas cermat empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara itu diikuti tiga peserta yang berasal dari tiga sekolah yang bertarung dibabak akhir, dan pemenangnya akan mewakili NTB untuk bersaing dengan 32 sekolah dari provinsi lainnya.
Peserta cerdas cermat dari tiga sekolah itu, telah mengalahkan peserta lain dari berbagai sekolah 10 kabupaten/kota, pada bapak penyisihan hingga semifinal.
Ketiga peserta itu yakni SMA Negeri 1 Mataram, SMA Negeri 1 Madapangga Bima, dan SMA Kae Woha Kabupaten Bima.
Safi'i mengatakan, sosialisasi empat pilar melalui program cerdas cermat itu akan dapat mencegah paham-paham yang merusak, seperti kejahatan terorisme, tindakan radikalisme lainnya.
Namun, sosialisasi tersebut perlu dipadukan dengan program pemberdayaan keluarga pelajar untuk melawan kemiskinan, dan masalah sosial lainnya, yang merupakan titik masuk paham radikalisme.
Para pelaku kejahatan terorisme dan tindakan radikalisme lainnya, didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah, yang kurang paham empat pilar bernegara dan berbangsa, serta kurang patuh ajaran dan nilai agama.
"Masyarakat yang cerdas yang sejahtera, akan lebih memilih daya tahan, terhadap terorisme dan gerekan radikal lainnya," ujarnya.
Karena itu, kata Safi'i, Pemprov NTB dan Pemerintah kabupaten/kota terus berihktiar untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar generasi mendatang aman dari pengaruh buruk dan disintegrasi bangsa. (*)