Pertumbuhan awan hujan diprediksi berkurang di NTB

id BMKG,Hujan NTB,hujan di NTB berkurang

Pertumbuhan awan hujan diprediksi berkurang di NTB

Hujan di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Akhyar)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pertumbuhan awan hujan diprediksi berkurang di wilayah Nusa Tenggara Barat, namun warga diharapkan tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan.

"Warga diimbau tetap waspada terhadap bencana alam banjir, tanah longsor dan pohon tumbang," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB, Dewo Sulistio Adi Wibowo dalam keterangan tertulisnya di Praya, Rabu.

BMKG menyatakan, Pada dasarian II Januari (11 – 20 Jan 2023) diperkirakan terdapat peluang curah hujan >100 mm/dasarian di sebagian kecil wilayah Lombok Timur bagian utara dan di sekitar Tambora Kabupaten Bima dengan probabilitas 10 – 20 persen.

Curah Hujan dengan intensitas 50 – 100 mm/dasarian diperkirakan berpeluang terjadi di sebagian Lombok barat, Lombok Utara, Lombok Tengah bagian utara, Lombok Timur, Sumbawa bagian timur, Dompu bagian utara, dan Bima bagian utara dengan probabilitas 30 – 80 persen.

"Sementara itu, curah hujan dengan intensitas 20 – 50 mm/dasarian atau kategori ringan diperkirakan berpeluang terjadi diseluruh wilayah Nusa tenggara Barat dengan probabilitas >60 - 100 persen," katanya.

Di periode musim hujan yang masih berlangsung di NTB saat ini masyarakat diharapkan dapat terus waspada akan adanya bencana hidrometeorologis. Potensi bencana hidrometeorologi dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir.

"Masyarakat juga dihimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.

Tetap perhatikan informasi BMKG guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan Anda ke depan dan tetap selalu menjaga kesehatan.

Update Kondisi Dinamika Atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.81). BMKG memprakirakan La Nina masih akan berlangsung hingga Maret 2023, kemudian berangsur menuju kondisi Netral.

"Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Netral (0.19), diprakirakan kondisi IOD Netral akan bertahan hingga Juni 2023," katanya.

Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin baratan, terdapat daerah pertemuan angin yang terjadi di Sumatra bagian utara dan selatan, utara Kalimantan, dan utara Papua. Pola siklonik terlihat di perairan utara Maluku.

"Kondisi ini diprediksi akan bertahan hingga pertengahan Januari seiring dengan masih aktifnya Monsun Asia yang mendominasi wilayah Indonesia," katanya.*