Disprindag sebutkan Pasar Seni Lombok Tengah diperbaiki pada 2023

id pasar seni,lombok tengah,puting beliung

Disprindag sebutkan Pasar Seni Lombok Tengah diperbaiki pada 2023

Gapura Gedung Industri Kecil dan Menengah (IKM) Lombok Tengah, NTB. ANTARA/Akhyar

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan perbaikan pasar seni atau sentra industri kecil dan menengah (IKM) di Desa Sengkerang, Kecamatan Praya Timur, yang rusak akibat angin puting beliung, akan dilakukan pada 2023.

"Untuk perbaikan, kita telah menganggarkan sekitar Rp200 juta," kata Kepala Dinas Perindustrian dam Perdagangan (Disprindag) Kabupaten Lombok Tengah Suhartono di Praya, NTB, Sabtu.

Ia mengatakan proyek pasar dengan anggaran Rp18 miliar dari pemerintah pusat tersebut, sebelumnya dimanfaatkan sebagai sentra IKM kerajinan ayaman cetak dan rotan.

Namun, ia memastikan pada 2023 ini perbaikan pasar seni itu bisa dilakukan dan bisa dimanfaatkan lagi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Program itu sudah jadi di 2022, namun rusak di bagian atap akibat bencana alam," katanya.

Pihak dinas sudah memberikan SK bagi masyarakat atau perajin yang menempati sentra IKM ini dan bahkan para perajin sebelumnya sudah melakukan berbagai macam aktivitas hingga dari pihak dinas juga sering menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi pelatihan.

"Hanya saja, setelah adanya angin puting beliung yang membuat terjadinya kerusakan, membuat para perajin membawa pulang kerajinan mereka," katanya.

Dana perbaikan sentra industri kecil anyaman ketak dan rotan ini dianggarkan melalui APBD. Meski, pihaknya juga sudah bersurat ke BMKG dan pemerintah pusat terkait kerusakan akibat bencana itu.

"BMKG juga sudah membalas surat kita dengan menjelaskan keadaan angin yang terjadi saat itu dan surat itulah yang kemudian kita jadikan sebagai laporan ke pemerintah pusat," katanya.

Kerusakan yang terjadi akibat angin puting beliung ini lebih banyak pada atap dan kerusakannya hanya sebagian.

Namun, yang menjadi permasalahan karena memang kerusakan terjadi di gedung utama yang membuat aktivitas para perajin tidak bisa dilakukan.

"Makanya, kita hanya anggarkan sekitar Rp200 juta dan kita yakin dengan anggaran ini akan bisa menyelesaikan perbaikan di tempat itu," katanya.