Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengharapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur mampu meningkatkan potensi wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Bali, bukan hanya untuk healing tetapi juga menjadi tujuan layanan/wisata kesehatan (health tourism).
Menparekraf Sandiaga dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar di Jakarta, Selasa, mengharapkan dari total 11 miliar dolar AS yang dibelanjakan masyarakat Indonesia di sektor wisata kesehatan dapat sebagian diserap oleh KEK Sanur.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir optimistis pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia yang berlokasi di Sanur, Bali, akan mendorong perekonomian baik nasional maupun lokal.
Di kawasan yang dibangun berdasarkan visi pariwisata Presiden pertama Soekarno untuk memajukan Indonesia di panggung turisme internasional itu, tengah ditransformasikan Kementerian BUMN untuk menjadi destinasi wisata komprehensif yang menonjolkan wisata kesehatan dan pariwisata.
Baca juga: KEK Sanur expected to become operational in Q1 2024
Baca juga: Dinkes Denpasar dukung pembangunan rumah sakit KEK Sanur
Baca juga: KEK Sanur expected to become operational in Q1 2024
Baca juga: Dinkes Denpasar dukung pembangunan rumah sakit KEK Sanur
Sementara itu holding BUMN sektor pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney berharap KEK Sanur beroperasi pada kuartal pertama tahun depan. InJourney juga akan membangun 1.000 kamar hotel di dalam KEK Sanur sebagai kawasan pariwisata kesehatan.
KEK Sanur akan menjadi kawasan pariwisata kesehatan pertama di Indonesia, karena terdapat dua juta masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dan menghabiskan Rp97,5 triliun devisa Indonesia.
Setelah beroperasi penuh yang dijadwalkan selesai di 2024, KEK Sanur dapat menyerap sekitar 43.000 tenaga kerja. Pada 2045 KEK Sanur diharapkan mampu menambah total perolehan devisa hingga 1,28 miliar dolar AS atau Rp 19,6 triliun. Total investasi untuk membangun KEK Sanur mencapai Rp10,2 triliun.