Pemprov NTB fasilitasi penyerahan benda bersejarah

id Museum NTB, fasilitasi penyerahan benda bernilai sejarah

Pemprov NTB fasilitasi penyerahan benda bersejarah

Plt Kepala Museum Negeri NTB H Lalu M Faozal menjelaskan upaya pemerintah memfasilitasi penyerahan benda-benda bernilai sejarah untuk kepentingan koleksi museum. (PLt Kepala Museum Negeri NTB H Lalu Moh Faozal)

"Workshop itu dijadwalkan Kamis (31/10) di Mataram, yang akan melibatkan para budayawan dan pihak lain yang diketahui menyimpan benda-benda bersejarah," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum Negeri NTB H Lalu Moh Faozal.
Mataram (Antara Mataram) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya memfasilitasi penyerahan secara sukarela benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum, yang akan diawali dengan proses penyadaran melalui "workshop".

"Workshop itu dijadwalkan Kamis (31/10) di Mataram, yang akan melibatkan para budayawan dan pihak lain yang diketahui menyimpan benda-benda bersejarah," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Museum Negeri NTB H Lalu Moh Faozal, di Mataram, Sabtu.

Faozal yang kini masih menjabat Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Provinsi NTB itu mengatakan, selama ini pemerintah telah berupaya menghimpun benda-benda bersejarah dari tangan masyarakat.

Penyerahan secara sukarela pun terjadi, meskipun belum banyak, sementara benda-benda bersejarah itu diyakini masih banyak yang disimpan masyarakat.

"Oleh karena itu, kami terus berupaya memfasilitasi penyerahan benda-benda bersejarah itu, dan diharapkan pihak yang menyimpannya pun ikut mendukung program peningkatan koleksi museum," ujarnya.

Faozal mengungkapkan apresiasi pemerintah terhadap pihak yang dengan sukarela menyerahkan aksesori emas yang bernilai sejarah di Batu Beleq, Kecamatan Aikmal, Kabupaten Lombok Timur, yang diserahkan ke pengelola Museum NTB, beberapa hari lalu.

Sikap sukarela itu hendaknya diikuti oleh pihak lainnya yang masih menyimpan benda-benda bersejarah itu.

"Memang ada dana kompensasi atas kesukarelaan menyerahkan benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum, namun nilainya masih kecil, misalnya cuma Rp10 juta. Kami pun tengah memperjuangkan alokasi anggarannya melalui APBD," ujarnya.

Hanya saja, untuk mengalokasikan dana APBD untuk kompensasi penyerahan benda-benda bersejarah itu, diperlukan data acuan atau peta keberadaan benda-benda bersejarah tersebut.

Karena itu, "workshop" penyadaran masyarakat untuk menyerahkan benda-benda bersejarah yang akan segera digelar itu, diharapkan dapat menjadi wadah pemetaan benda-benda bersejarah tersebut, berikut perkiraan nilai kompensasinya.

"Kami juga sedang pikirkan untuk mempublikasikan pihak-pihak yang secara sukarela menyerahkan benda-benda bersejarah itu. Bahkan, bila memungkinkan nama orang yang menyerahkan benda itu ditulis sebagai bagian dari pendukung kelestarian budaya," ujarnya.

Mantan Kabag Humas dan Protokol Setda NTB itu mengungkapkan bahwa saat ini benda-benda bernilai sejarah yang menjadi koleksi Museum NTB terdata sebanyak 7.697 jenis, yang merupakan hasil pendataan terakhir pada 2013.

Ribuan jenis koleksi itu terbagi dalam 10 kategori, yakni geologika sebanyak 119 jenis, biologika sebanyak 50 jenis, etnografika sebanyak 3.710 jenis, arkeologika 226 jenis, historika 138 jenis, keramologika 1.361 jenis, filologika 1.396 jenis, seni rupa 38 jenis, numismatika 678 jenis, dan teknologika sebanyak 33 jenis. (*)