Sembilan kabupaten di NTT terpapar kasus demam Babi

id NTT,flu babi,demam babi afrika,kasus ASF,ASF di NTT

Sembilan kabupaten di NTT terpapar kasus demam Babi

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Melky Angsar (ANTARA/Benny Jahang)

Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sudah sembilan dari 22 kabupaten/kota di provinsi berbasis kepulauan itu yang ternak babi telah terpapar kasus virus African Swine Fever (ASF) atau demam Babi Afrika.

"Sesuai laporan yang kami terima dan hasil pemeriksaan sample babi dari sejumlah daerah bahwa kasus virus demam babi Afrika sudah ditemukan di sembilan kabupaten di NTT," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Melky Angsar di Kupang Rabu.

Dia menyebutkan sembilan kabupaten yang sudah memiliki kasus virus ASF atau demam Babi Afrika yaitu Kabupaten Kupang, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Ende, Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Sikka di Pulau Flores.

Menurut dia selama tahun 2022 terdapat 415 kasus kematian ternak babi akibat virus ASF atau demam Babi Afrika di NTT.
 Sementara kasus kematian ternak babi pada Januari 2023 di sembilan kabupaten mencapai 318 ekor yang mati akibat terinfeksi virus  ASF atau demam Babi Afrika . "Memang belum masuk dalam kategori wabah hanya ada peningkatan kasus kematian babi yang sangat tinggi. Bayangkan saja dalam satu bulan sudah 318 kasus kematian babi akibat ASF di NTT," kata Melky Angsar.

Baca juga: 500.000 ternak babi mati akibat virus ASF di NTT
Baca juga: Dinas Peternakan Kupang salurkan desinfektan cegah ASF


Menurut dia pada awal tahun 2023 terjadi pergerakan hewan yang tergolong tinggi seperti adanya pengadaan ternak dilakukan pemerintah, kebutuhan daging saat Natal 2022 dan Tahun Baru 2022 yang sangat tinggi sehingga ternak babi ada yang diantar pulaukan sehingga penularan virus  demam Babi Afrika dari satu daerah ke daerah lainnya berlangsung dengan cepat. Menurut dia masyarakat NTT tidak pernah menyadari bahwa kasus virus African Swine Fever (ASF) atau demam Babi Afrika muncul kembali setelah kasus serupa terjadi pada 2020.