Unicef-AJI bangun kepekaan jurnalis peduli anak

id Hak anak, Unicef, AJI Makassar

Unicef-AJI bangun kepekaan jurnalis peduli anak

Kepala Kantor Perwakilan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja pada seminar sehari terkait dengan membangun sensitivitas jurnalis peduli anak di Makassar, Senin (20/02/2023). ANTARA/Nur Suhra Wardyah

Makassar (ANTARA) - United Nations Childrens Fund (Unicef) bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Sulawesi Selatan, berupaya membangun kepekaan para jurnalis di Sulsel agar makin peduli terhadap anak.

Upaya tersebut diwujudkan pada seminar sehari bersama 45 jurnalis dari berbagai media di Makassar. Mereka yang hadir telah mengikuti seleksi untuk mengikuti seminar bertema Membangun Sensitivitas Jurnalisme Peduli Anak di Makassar, Senin.

"Perubahan media makin membaik, termasuk dalam hal konten pemberitaan. Maka dari itu, peran jurnalis sangat penting dalam mengawal isu hak-hak anak agar bisa disebarkan kepada masyarakat," ujar Kepala Kantor Perwakilan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja.

Henky Widjaja mengemukakan bahwa kepedulian jurnalis terhadap anak sangat penting dalam menyuarakan hak-hak anak melalui berbagai karya jurnalistik, termasuk menjadi corong informasi kepada khalayak terkait dengan hak anak sebagai generasi bangsa.

Ia menyebut 30 persen dari populasi penduduk di Indonesia merupakan anak-anak dan hanya tiga dari 10 anak yang ada di perkotaan, sementara tujuh lainnya berada di desa, termasuk wilayah pedesaan yang menuju kategori perkotaan. "AJI jadi simpul arah pemberitaan para jurnalis yang lebih subjektif, khususnya pada peningkatan kapasitas jurnalis mengangkat isu hak anak yang kerap terabaikan," kata Hengky.

Disebutkan pula bahwa sedikitnya 42 hak anak yang harus dipenuhi oleh berbagai pihak, bukan hanya orang tua, melainkan juga masyarakat dan pemerintah melalui sistem yang diberlakukan. Dalam memenuhi hak anak, Hengky mengatakan bahwa Unicef telah melakukan pendekatan mulai dari siklus awal kehidupan, yakni pada masa kehamilan, pengasuhan, pendidikan, keamanan, hingga kesetaraan gender "Hanya saja, Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan jumlah anak tidak sekolah cukup besar di Indonesia sekaligus prevalensi perkawinan anak yang sangat tinggi," ujar dia.

Baca juga: Kupang gandeng UNICEF mengatasi kekerdilan anak
Baca juga: Unicef tinjau kesiapan Surabaya jadi kota layak anak dunia


Maka, lanjut dia, hal tersebut berpengaruh pada indeks pembangunan manusia di Sulawesi Selatan. Selain itu, menjelang pesta demokrasi pada tahun 2024, Hengky menuturkan bahwa anak menjadi salah satu kelompok masyarakat yang akan berdampak terhadap
kontestasi politik. "Perubahan politik tentu berpengaruh, konsekuensinya pada anggaran yang akan berdampak pada berbagai program pemerintah yang berkaitan dengan isu hak anak," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Unicef bersama AJI Makassar memberikan apresiasi kepada jurnalis teks, fotografer, serta tenaga kesehatan bagi yang menghasilkan karya jurnalistik dengan tema peningkatan kesehatan anak.