Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Silvia Halim menyatakan tantangan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara di Kalimantan Timur adalah topografi di kawasan tersebut tidak datar.
“Itu sendiri sudah memberikan semacam accident challenges," katanya secara virtual dalam webinar “Geliat IKN Menyongsong Masa Depan” yang diadakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Jakarta, Senin. Biasanya, lanjut dia, kalau tanah datar mungkin kita bisa membangun dengan cepat, tetapi saat ini karena kondisi permukaan yang tidak datar sampai berbukit, jadi banyak sekali treatment yang harus dilakukan supaya lahan bisa siap dibangun.
Tantangan lain dari pembangunan KIPP IKN ialah banyak koordinasi dan komunikasi yang dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam pembangunan. Adapun tantangan terakhir dalam pembangunan adalah memberikan perhatian terhadap dampak lingkungan.
“(Perlu) hati-hati, tidak main asal buka hutan atau buka area kerja, tetapi harus secara strategis dilakukan sehingga dampak lingkungannya bisa minimalisir dan sementara kegiatan fisik di lapangan tetap jalan,” ungkap Silvia.
Baca juga: KIPP IKN diyakini bisa selesai selama 5 tahun
Baca juga: Rata-rata pembangunan KIPP IKN 23 persen
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan bahwa perkembangan kawasan di sekitar IKN seperti Kota Balikpapan, Samarinda, dan kabupaten sekitarnya akan turut menikmati perubahan ekonomi berkat keberadaan ibu kota baru.
Tentu, ucapnya, koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah provinsi terus dilakuk oleh tim pembangun IKN. Untuk itu, di IKN kita punya deputi di bidang sosial dan budaya yang khusus mengkoordinasikan hal tersebut. "Bagaimana kawasan lokal, tenaga kerja dan pengusaha ekonomi lokal bisa terlibat dalam berkembangnya IKN mulai dari pra konstruksi sampai pada saat IKN sudah berdiri dan berkembang,” ujarnya.