Menyimak keindahan desa "kuda putih" Hakuba, Jepang

id Hakuba, Jepang, Kuda Putih Oleh Katriana

Menyimak keindahan desa "kuda putih" Hakuba, Jepang

Pemandangan di Desa Hakuba, Prefektur Nagano, Jepang, Minggu (19/2/2023). (ANTARA/Katriana)

Jakarta (ANTARA) - Jepang merupakan salah satu negara tujuan wisata yang tidak boleh dilewatkan, terutama saat musim libur. Selain terkenal dengan gaya hidup masyarakatnya yang disiplin dan tata kota yang rapi serta bersih, Jepang juga memiliki panorama alam yang demikian memukau, salah satunya adalah Desa Hakuba, yang terletak di Prefektur Nagano.

Melalui program Japan-Indonesia Exchange for Young Journalists pada 15-21 Februari 2023, ANTARA berkesempatan mengunjungi Desa Hakuba, saat musim dingin berlangsung di Jepang, yang dimulai pada November hingga Februari.

Memiliki wilayah seluas 189,37 kilometer persegi, 90 persen wilayah desa ini berupa daerah pegunungan dan hutan. Sementara dataran tingginya mencapai 598 meter hingga 2.932 meter.

Saat melalui daerah pegunungan yang diselimuti salju selama musim dingin, para wisatawan disuguhi pemandangan alam yang sesungguhnya menjadi ciri khas desa tersebut, berupa bentangan alam yang dikelilingi deretan gunung berwarna putih, layaknya kuda putih. Karena itu lah desa ini disebut Hakuba.

"Hakuba berasal dari kata 'haku' yang artinya putih dan 'ba' yang artinya kuda. Artinya kuda putih, bisa dimaknai sebagai desa yang diliputi gunung putih," kata Sekjen Asosiasi Pariwisata Hakuba Goryu Sato Bunsei, dalam satu kesempatan.

Memiliki jarak sekitar 270,4 kilometer dari pusat Kota Tokyo, Desa Hakuba bisa diakses melalui Jalan Tol Kanetsu maupun Jalan Tol Chuo selama sekitar 4 jam, atau selama 2,5 jam dengan menggunakan kereta super cepat Shinkansen dan bus.
Pemandangan yang terlihat dari Resort Hakuba 47 di Desa Hakuba, Prefektur Nagano, Jepang, Minggu (18/2/2023). (ANTARA/Katriana)

Karena desa tersebut dikelilingi oleh daerah pegunungan, iklim di daerah ini relatif sejuk. Sementara, saat musim panas, temperaturnya bisa mencapai 30 derajat Celsius, dengan tingkat humiditas yang cukup kering.

Desa yang pernah menjadi tempat utama Olimpiade Musim Dingin 1998 ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.519 jiwa pada 2022.

Sebagian besar penduduk di desa ini bekerja di industri pariwisata, sementara lainnya bergerak di bidang pertanian, seperti pertanian soba dan padi.

Karena industri utama desa ini adalah pariwisata, rata-rata warga di desa tersebut memiliki tempat penginapan, tempat makan, maupun tempat ski yang bisa ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut.

"Desa ini memiliki lebih dari 500 tempat akomodasi dan menjadi desa yang menempati urutan pertama dalam jumlah fasilitas akomodasi berdasarkan tingkat desa dan kota," kata Ketua Asosiasi Pariwisata Desa Hakuba Yoshizawa, dalam pemaparannya.

Dalam satu tahun, jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa ini bisa mencapai dua juta orang, dengan sebagian besar wisatawan datang ke Hakuba saat musim dingin karena mereka dapat menikmati berbagai olahraga musim dingin, seperti bermain ski, snowshoe, snowmobile dan juga snowrafting.

Meski demikian, wisatawan juga bisa menikmati banyak aktivitas di daerah ini selama musim semi, musim panas, dan musim gugur, karena mereka juga menawarkan wisata tracking, bermain gondola, balon udara, paraglider, aktivitas kerajinan tangan, memasak, dan lain sebagainya.


Deretan gunung

Hakuba dijuluki "kuda putih" karena desa tersebut memiliki deretan pegunungan yang membentang layaknya sekumpulan kuda. Desa Hakuba sendiri berada di kaki bukit bagian timur Pegunungan Hida.

Selain Pegunungan Hida, wisatawan yang berkunjung ke desa ini juga bisa menikmati pemandangan Pegunungan Alpen Utara di Jepang yang tingginya mencapai 3.000 meter dari permukaan laut.

Pegunungan itu disebut Pegunungan Alpen Utara karena menyerupai Pegunungan Alpen di Swiss, dengan ciri khas bagian puncaknya yang tampak runcing. Selain itu, pada musim panas, banyak wisatawan berkunjung ke Desa Hakuba untuk melakukan pendakian karena desa tersebut menjadi titik awal rute pendakian ke sejumlah pegunungan lain, seperti Gunung Shirouma dan Gunung Goryu, dua dari seratus gunung terkenal di Jepang.
Karena daerah lembah di sekitarnya memiliki curah salju tahunan hingga lebih dari 11 meter, wilayah lembah di Desa Hakuba menawarkan banyak resor ski, salah satunya adalah Resort Ski Hakuba 47, Resort Ski Goryu dan Resort Ski Hapone yang menjadi tempat favorit bagi wisatawan yang ingin bermain ski.


Tiga musim satu waktu

Jika Indonesia mengenal dua musim, maka di Desa Hakuba, warga dan wisatawan bisa menikmati empat musim, layaknya masyarakat lainnya di wilayah Jepang. Meski demikian, ada keunikan tersendiri yang hanya bisa dinikmati warga di Desa Hakuba dibandingkan warga di wilayah Jepang lainnya.

Dalam waktu tertentu, warga Desa Hakuba bisa menikmati tiga musim sekaligus dalam satu waktu. "Saya biasanya pagi-pagi bermain ski (di kaki gunung). Kemudian, turun pulang untuk makan siang, setelah itu menikmati bunga sakura," kata Yoshizawa.

Baca juga: Momiji jadi daya tarik wisata musim gugur di Jepang
Baca juga: Kampung wisata ala Jepang di Mataram diburu pengunjung


Di tempat lain di desa itu, dalam waktu yang tidak berbeda jauh, dia juga mengaku bisa menikmati pemandangan sawah yang hijau yang diairi pada setiap musim panas. "Jadi bisa dikatakan tempat ini adalah tempat yang sangat unik karena bisa menikmati tiga musim sekaligus," katanya.

"Di atas, di bagian gunung terdapat salju, artinya musim dingin. Di bagian tengah terdapat dedaunan merah atau kuning, itu musim gugur, sedangkan di bagian bawah terdapat sawah hijau yang menandakan musim panas," kata dia lebih lanjut.