Mataram menjalankan program ibu asuh untuk mengatasi stunting

id penurunan stunting mataram,program ibu asuh,penanganan stunting

Mataram menjalankan program ibu asuh untuk mengatasi stunting

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mataram HM Carnoto. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat menjalankan program ibu asuh untuk mengatasi stunting pada anak balita di wilayahnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mataram HM Carnoto menjelaskan, dalam program ini anggota Dharma Wanita Persatuan Kota Mataram, yang merupakan istri dari pemimpin organisasi perangkat daerah, ditugasi menjadi ibu asuh dalam upaya pencegahan stunting.

"Kami berikan tanggung jawab dalam upaya pencegahan kasus balita kerdil atau stunting di 50 kelurahan binaan masing-masing. Satu ibu asuh, satu kelurahan," katanya di Mataram, Rabu.

Menurut dia, program ibu asuh dijalankan untuk mengoptimalkan intervensi pencegahan stunting, gangguan pertumbuhan pada anak balita yang terjadi akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi.

Ia mengatakan bahwa para ibu asuh antara lain bertugas mendata ibu hamil yang terindikasi mengalami anemia dan kekurangan energi kronis, yang berisiko melahirkan anak stunting.

Selain itu, ibu asuh ditugasi mendata keluarga dengan risiko stunting berdasarkan indikator 4T, terlalu dekat jarak kelahiran, terlalu sering melahirkan, terlalu muda hamil, dan terlalu tua hamil.

Carnoto mengemukakan bahwa kolaborasi dan kerja sama dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. 

Di Kota Mataram, ia mengatakan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana bersama dengan Dinas Kesehatan, Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita, Gabungan Organisasi Wanita, serta instansi dan organisasi yang lain bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi stunting.

"Masalah stunting ini berkaitan dengan banyak faktor, sehingga kami tidak bisa berjalan sendiri," katanya.

Ia mengatakan bahwa dalam hal ini, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana fokus melakukan upaya pencegahan stunting dari hulu.

"Kalau kami sifatnya pencegahan sebelum terjadi stunting, sementara Dinkes penanganan atau intervensi terhadap balita yang terindikasi stunting," kata Carnoto.

Menurut dia, prevalensi kasus stunting di Kota Mataram saat ini 17,3 persen. Kasus stunting tersebar di 50 kelurahan di Kota Mataram. 

Selama tahun 2023, ia mengatakan, pemerintah kota berupaya menurunkan angka kasus stunting pada balita di Kota Mataram menjadi 14 persen.