French Open masuki era baru persaingan tenis

id tenis,french open,roland garros,Petenis Perancis, Tenis Prancis

French Open masuki era baru persaingan tenis

Petenis Spanyol Rafael Nadal memboyong trofi The Musketeers setelah mengalahkan petenis Norwegia Casper Ruud di final tunggal putra Roland-Garros Open, Court Philippe-Chatrier, Paris. (5/6/2022). (ANTARA/AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT)

Jakarta (ANTARA) - Turnamen French Open 2023 di Roland Garros, Paris pada Minggu nanti membuka era baru persaingan tenis tunggal putra menyusul absennya juara bertahan Rafael Nadal dan Novak Djokovic yang jauh dari performa puncaknya.

Nadal, yang tak pernah absen di Paris sejak debut kemenangannya pada 2005, akan melewatkan French Open tahun ini karena belum pulih dari cedera pinggang yang ia dapatkan saat tampil pada Australian Open pada Januari.

Pemegang 14 titel di Roland Garros itu baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa 2024 kemungkinan menjadi tahun terakhirnya menjalani tur ATP. French Open tahun ini juga akan menjadi kali pertama sejak 1998 tanpa kehadiran Nadal atau Roger Federer yang telah pensiun. Sementara itu, Djokovic, yang bertanggung jawab atas dua dari tiga kekalahan Nadal dalam 115 pertandingan di turnamen tersebut, biasanya akan tampil sebagai favorit juara.

Namun, pemegang dua trofi Roland Garros itu terganggu oleh kambuhnya cedera siku kanan yang mempengaruhi penampilannya di musim turnamen tanah liat. Petenis Serbia itu gagal melewati babak delapan besar pada salah satu dari tiga pertandingan di tanah liat yang ia mainkan saat musim semi ini.

Ia juga kehilangan status peringkat satu dunia yang kini dipegang Carlos Alcaraz dan akan tiba di Paris sebagai peringkat tiga dunia setelah Daniil Medvedev, yang baru saja menjuarai Italian Open akhir pekan lalu.

"Saya tahu saya bisa bermain lebih baik," kata Djokovic dikutip AFP. "Pastinya saya akan membenahi berbagai aspek dari permainan saya, tubuh saya, semoga saya bisa 100 persen fit. Itu tujuannya," kata Djokovic setelah dikalahkan Holger Rune di perempat final di Roma.

Pergeseran generasi
Ketika Nadal memenangi titel French Open pertamanya pada 2005, kompatriot senegara asal Spanyol Carlos Alcaraz masih berumur dua tahun. Delapan belas tahun kemudian, Alcaraz adalah petenis nomor satu dunia dan juara bertahan US Open. Melewatkan Monte Carlo Masters karena cedera tulang belakang, Alcaraz tak terhentikan merebut titel tanah liat di Barcelona dan Madrid sebelum dijegal petenis peringkat 135 Fabian Marozsan pada babak 32 besar di Roma yang dingin dan sering hujan.

"Saya benar-benar perlu beberapa hari untuk sedikit menyetel ulang pikiran saya, agar jernih untuk Roland Garros," kata Alcaraz yang bakal menjadi unggulan pertama dalam turnamen Slam untuk pertama kalinya.

Alcaraz sampai ke perempat final tahun lalu, demikian pula Holger Rune yang tiba di Paris dengan prestasi tertinggi sebagai peringkat enam dunia. Rune membawa pulang trofi tanah liat di Munich pada musim semi ini dan keluar sebagai runner-up di Monte Carlo dan Roma, setelah kalah atas Medvedev.

Penantian 40 tahun Prancis
Pada 1983, Yannick Noah memenangi French Open, dengan mengejutkan juara bertahan Mats Wilander dengan dua set langsung di final. Sampai saat ini, Noah adalah satu-satunya orang Prancis yang meraih gelar Slam di kampung halaman.

Baca juga: Petenis Rybakina menangi Italia Open setelah Kalinina mundur
Baca juga: Petenis Medvedev hadapi Rune di final Italian Open


Sedangkan petenis Prancis terakhir yang mencapai final tunggal putra di Roland Garros adalah Henri Leconte pada 35 tahun silam. Gael Monfils berpeluang ke final 2008 sebelum terhenti di semifinal, dan Jo-Wilfried Tsonga sampai ke babak empat besar pada 2013 dan 2015. Tahun ini, petenis tuan rumah dengan peringkat tertinggi di Paris adalah Ugo Humbert, dengan ranking 38 dunia.