Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat mencatat realisasi investasi pada triwulan I-2023 mencapai Rp7,8 triliun dari ragam aktivitas konstruksi yang dilakukan oleh para investor.
"Alhamdulillah di triwulan I-2023, berputar anggaran sebesar Rp7,8 triliun dari investasi seluruh sektor yang ada di NTB. Ini uang segar yang bergerak, yang terbelanjakan oleh investor," kata Kepala DPMPTSP NTB, H Mohammad Rum, di Mataram, Kamis.
Ia menyebutkan perputaran uang investasi sebesar Rp7,8 triliun pada Januari-Maret 2023 tersebut terdiri atas investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp6,36 triliun dan investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp1,46 triliun.
Realisasi investasi menyebar di 10 kabupaten/kota di NTB, yakni Kota Mataram sebesar Rp162,59 miliar, Kabupaten Lombok Utara Rp265,58 miliar, Lombok Barat Rp303,35 miliar, Lombok Tengah Rp2,19 triliun, dan Kabupaten Lombok Timur senilai Rp278,99 triliun.
Rum menambahkan realisasi investasi tertinggi di lima sektor, yakni sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) sebesar Rp3,3 triliun, pariwisata dan ekonomi kreatif Rp2,8 triliun, perindustrian Rp911,42 miliar, perdagangan Rp460,62 miliar dan sektor transportasi sebesar Rp109,18 miliar.
"Kalau lima besar realisasi tertinggi berdasarkan negara asal, yaitu gabungan negara Rp1,3 triliun, Australia Rp35 miliar, Spanyol Rp12 miliar, Jerman Rp11,85 miliar dan Prancis sebesar Rp8,08 miliar. Secara keseluruhan ada 21 negara asal investor," ujarnya.
Menurutnya, realisasi investasi sebesar Rp7,8 triliun pada triwulan I-2023 merupakan capaian yang luar biasa karena di awal tahun dan pertama kali terjadi dalam sejarah investasi di NTB.
Jika realisasi investasi tetap terjaga pada kisaran Rp6 hingga Rp7 triliun per triwulan, maka target realisasi investasi sebesar Rp22 triliun akan tercapai hingga akhir 2023.
"Kami terus mendorong agar rencana-rencana investasi yang sudah ada segera dieksekusi oleh investor, di antaranya kereta gantung, Hotel Kempinski, pembangunan pabrik tepung tapioka, dan pelabuhan niaga di Teluk Santong, Sumbawa, dan tentunya investasi besar yang sudah berjalan dan belum rampung," kata Rum.