Jakarta (ANTARA) - Pengamat intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro mendorong revitalisasi dan modernisasi alutsista TNI setelah terbakarnya KRI Teluk Hading-538 milik TNI AL saat melaksanakan operasi rutin di Perairan Sulawesi.
Simon, sapaan akrab Ngasiman Djoyonegoro, menilai terbakarnya KRI Teluk Hading-538 menandakan bahwa revitalisasi dan modernisasi alutsista TNI tidak bisa ditunda lagi. "Kapal perang (KRI) ini alat utama untuk melaksanakan fungsi deteksi, pengintaian, pencegahan, dan penyerangan di laut, maka sudah seharusnya kondisinya prima," ujar Simon, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Minggu.
Jika terjadi kegagalan di tengah operasi seperti ini, tutur Simon melanjutkan, TNI AL harus mengevaluasi situasi alutsista-nya. "Setidaknya, gunakanlah KRI yang lebih baru," ucap Simon.
Simon memaparkan kepulauan Indonesia sudah terbagi dalam tiga zona Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Pembagian ini bertujuan untuk membagi pos patroli dan mempermudah proses koordinasi. Minimal, tuturnya, ada 9 pos patroli jika melihat dari ALKI yang ada. Dalam konteks ALKI, TNI setidaknya mempersiapkan kapal operasi, kapal cadangan, dan dukungan operasi di udara, di pantai dan perbatasan negara. "Ini membutuhkan alutsista yang tidak biasa-biasa saja. Tapi alutsista yang canggih dengan kemampuan interoperabilitas yang tinggi," tutur Simon.
Ia menilai terbakarnya KRI Teluk Hading-538 menunjukkan bahwa agenda Revolution in Military Affairs (RMA) yang dilakukan oleh TNI perlu dilakukan tinjuan secara berkala. Selain capaian target, hal lain yang harus dilihat adalah bagaimana peremajaan atau revitalisasi KRI yang sudah cukup berumur dapat dilakukan oleh TNI. Penyematan perangkat modern pada seluruh KRI dan alutsista pendukung lainnya tak bisa ditawar-tawar lagi.
Baca juga: Pengamat mengingatkan konflik Pemilu 2019 jangan terulang
Baca juga: Pengamat ekonomi sebut pembelian biosolar pakai QR Code tekan penyimpangan
"Personel dan tata kerja kita sudah cukup kuat, buktinya penyelamatan seluruh Kru KRI Teluk Hading-538 dapat dilakukan dalam waktu 30 menit. Tapi perlu diingat, kru yang profesional juga harus ditunjang dengan alutsista yang canggih dan mumpuni," ujar Simon.
Berita Terkait
Waspadai gelombang penyelundupan yang mengatasnamakan Rohingya
Jumat, 29 Desember 2023 10:47
Pengamat apresiasi soliditas TNI dan Polri pastikan keamanan KTT ASEAN
Jumat, 12 Mei 2023 16:07
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14