Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian selama tiga hari berturut-turut karena koreksi harga setelah jatuh menyentuh level terendah dalam tiga bulan di tengah kenaikan suku bunga mengejutkan oleh bank-bank sentral global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terangkat 5,90 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.929,60 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.949,00 dolar AS dan terendah di 1.919,50 dolar AS.
Emas berjangka terperosok 21,20 dolar AS atau 1,09 persen menjadi 1.923,70 dolar AS pada Kamis (22/6/2023), setelah jatuh 2,80 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.944,90 dolar AS pada Rabu (21/6/2023), dan anjlok 23,50 dolar AS atau 1,19 persen menjadi 1.947,70 dolar AS pada Selasa (20/6/2023).
Untuk minggu ini, patokan emas COMEX berakhir merosot 2,0 persen, penurunan paling tajam sejak akhir Januari. Untuk Juni sejauh ini, kontrak berjangka turun 2,6 persen setelah penurunan 1,8 persen untuk Mei. Terlepas dari kerugian bulanan itu, emas masih naik lebih dari 5,0 persen pada tahun ini.
Emas terpukul minggu ini karena dolar rebound setelah Bank Sentral Inggris (BoE) menaikkan suku bunga setengah persentase poin - dua kali lebih banyak dari perkiraan - mengatakan perlu bertindak melawan indikator "signifikan" bahwa inflasi Inggris akan membutuhkan waktu lebih lama untuk turun. Suku bunga utama Inggris sekarang sebesar 5,0 persen, tertinggi sejak 2008 setelah kenaikan suku bunga terbesar sejak Februari.
BoE telah menaikkan suku bunga selama 13 kali berturut-turut mengikuti jejak Federal Reserve, yang telah membawa suku bunga AS ke puncak 5,25 persen dengan 10 putaran pengetatan berturut-turut. The Fed sendiri mengindikasikan ingin menaikkan suku bunga lagi setidaknya dua kali lagi sebelum tahun berakhir.
"Jika swap berjangka mulai percaya bahwa Fed kemungkinan akan memberikan dua kenaikan suku bunga lagi, emas bisa tetap rentan," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA. “Namun, jika penghindaran risiko menjadi liar, emas dapat melihat beberapa arus pelarian ke aset aman."
Data ekonomi yang dirilis Jumat (23/6/2023) beragam. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS dari S&P Global membukukan 46,3 pada Juni, turun dari 48,4 pada Mei, menandakan penurunan yang lebih tajam dalam kondisi operasi di seluruh sektor manufaktur.
Baca juga: Harga emas berjangka jatuh karena dolar AS menguat
Baca juga: Harga emas Antam pagi ini Rp1,063 juta per gram
Namun demikian, PMI jasa-jasa AS turun menjadi 54,1 pada Juni dari 54,9 pada Mei, masih di atas perkiraan konsensus 53,8 dari para ekonom. Angka tersebut, tertinggi kedua sejak April 2022, mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat dalam sektor tersebut.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 11,30 sen atau 0,50 persen, menjadi ditutup pada 22,354 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 2,80 dolar AS atau 0,30 persen, menjadi menetap pada 923,70 dolar AS per ounce.