Kota Mataram kaji penggabungan sekolah kekurangan siswa

id Disdik Mataram,PPDB,PPDB Mataram,Siswa di Mataram,Sekolah Mataram

Kota Mataram kaji penggabungan sekolah kekurangan siswa

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf, S.Pd. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan kajian terhadap penggabungan atau merger sejumlah sekolah dasar (SD) yang kekurangan siswa baru dalam kegiatan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024.

"Sekolah-sekolah yang menerima siswa baru sangat sedikit akan kita kaji untuk gabung dengan sekolah terdekat," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Yusuf di Mataram, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan karena adanya beberapa SD dengan siswa baru di bawah 10 anak. Seperti SDN 31 yang berada di sekitar Karang Sukun, SDN 12 Pagesangan, dan SDN 35 di Pagutan.

Menurutnya, rendahnya siswa yang masuk di sekolah tersebut dipicu karena beberapa faktor diantaranya untuk di SDN 31 disebabkan tidak adanya anak usia sekolah dasar yang ada di lingkungan tersebut.

"SDN 31 ini berada di kawasan komplek perkantoran dan pertokoan sehingga anak usia SD yang masuk di situ tidak ada," katanya.

Sementara kasus di SDN 35 Pagutan terjadi karena akses jalan menuju sekolah tersebut sudah ditutup, sehingga anak-anak di kawasan Pagutan-Karang Genteng memilih bersekolah di tempat lain.

Bahkan, pihaknya sudah koordinasi dengan lurah untuk membuka akses jalan dengan merobohkan tembok tersebut. Namun pihak lurah tidak berani karena faktor keamanan.

"Pihak kelurahan khawatir jika akses dibuka, konflik antarwarga Pagutan dan Karang Genteng terjadi lagi," katanya.

Terkait dengan itulah, lanjut Yusuf, merger untuk sejumlah SD dengan murid sedikit berpeluang dilakukan ke sekolah-sekolah terdekat yang memiliki rombongan belajar (rombel) cukup.

"Hanya saja, penggabungan ini akan kita kaji lebih lanjut dengan melibatkan pihak terkait. Kami tidak mau buru-buru melakukan merger," katanya.

Lebih jauh Yusuf mengatakan, minimnya siswa yang diterima di beberapa sekolah tersebut tidak hanya terjadi tahun ini saja, melainkan juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, namun proses belajar mengajar tetap berjalan dengan rombel kecil.

"Apalagi, guru-guru yang kita tempatkan di sekolah tersebut sangat lengkap dan memiliki kualifikasi pendidikan yang bagus. Bahkan kepala sekolahnya S2," katanya.

Dengan demikian, tambahnya, kendati rombel di sejumlah SD tersebut kecil namun dipastikan kualitas pendidikan siswa di sana sama dengan sekolah-sekolah lainnya.