Dayung...dayung...berkayak di Sungai Ayung

id Sungai Ayung,Kayak di Sungai Ayung,Rafting Sungai Ayung,Bali,Boogie,Unpad,Universitas Padjadjaran,PALAWA Unpad,PMPA Palawa Unpad

Dayung...dayung...berkayak di Sungai Ayung

Foto: Istimewa via Riza Fahriza

Meski hari masih pagi, Shahiban sudah harus luntang pukang mengikuti "selera" sungai


Daerah bagian hulu DAS Ayung terletak pada topografi miring sampai sangat curam. Daerah bagian tengah mulai dari daerah Penikit di Kecamatan Petang ke selatan sampai di Abiansemal. Daerah bagian tengah ini terletak pada topografi datar sampai bergelombang.

Daerah bagian hilir mulai dari Abiansemal ke selatan Peguyangan, Tonja, Kesiman sampai muara sungai Ayung di Pantai Padanggalak, Kecamatan Denpasar Timur hampir seluruhnya memiliki topografi datar.

Tingkat erosi di wilayah DAS Ayung berkisar dari sangat ringan sampai sangat berat. Erosi sangat ringan terdapat pada penggunaan lahan sawah yang tersebar di bagian tengah dan hilir DAS, yaitu mulai dari Kecamatan Petang bagian selatan, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Denpasar Utara dan Kecamatan Denpasar Timur.

Tingkat erosi ringan pada lahan sawah disebabkan oleh lerengnya yang datar, vegetasinya rapat dan telah diterapkan teknik konservasi tanah dan air seperti teras bangku dengan konstruksi baik.

Wilayah DAS Ayung mempunyai suhu tahunan rata-rata antara 18,4-26,6 derajat celcius yang dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Curah hujan tahunan di hulu DAS Ayung cukup besar, berkisar antara 1963–3242 mm.

Semakin ke hilir, curah hujan dan hari hujannya semakin berkurang. Di wilayah tengah, curah hujannya berkisar antara 1998–3176 mm dengan hari hujan berkisar antara 105 hari-128 hari. Di wilayah hilir yaitu di sekitar kota Denpasar, curah hujannya tergolong agak rendah, yaitu sekitar 1486 mm dan hari hujannya 69 hari.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh kemiringan rata-rata DAS Ayung sebesar 13,13 persen. Angka ini berarti wilayah ini cukup miring. Melihat topografi wilayah DAS, daerah ini terdiri atas dua, yaitu topografi bergunung dan datar. Nilai dari pegunungan dan datar menunjukkan daerah pegunungan cukup terjal dengan penurunan nilai yang cukup drastis.

Berdasarkan catatan debit yang diukur di Stasiun Pencatat Debit Buangga antara tahun 1973-1986 dapat diketahui bahwa tinggi permukaan air sungai berkisar antara 0,55-0,88 m, dengan debit air berkisar antara 6,6-14,2 m³/detik dengan debit rataan 8,69 m³/detik.

Kadar sedimentasi dari hasil pengukuran di Buangga, kadar endapan tertinggi 544,4 ton/hari dan yang terendah sebesar 2,8 ton/hari. Hasil perhitungan dengan metode SCS-USDA sebesar 91.393,127 ton/tahun.