Perjuangan mataram tingkatkan konsumsi ikan oleh nirkomala

id mataram ikan

Perjuangan mataram tingkatkan konsumsi ikan oleh nirkomala

Walikota Mataram H Ahyar Abduh membuka lomba masak serba ikan di halaman kantor Walikota Mataram. Lomba ini dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.

....Sebagai Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram menjadi tempat penjualan berbagai jenis ikan tangkapan nelayan maupun hasil budi daya. Kendati demikian tingkat konsumsi ikan per kapita penduduk di kota ini relatif masih rendah".
Mataram, (AntaraNTB) - Potensi perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Barat cukup besar, baik tangkap maupun budi daya laut dan air tawar. Namun itu belum mampu mendongkrak tingkat komsumsi ikan, khususnya di Kota Mataram.

Sebagai Ibu Kota Provinsi NTB, Kota Mataram menjadi tempat penjualan berbagai jenis ikan tangkapan nelayan maupun hasil budi daya. Kendati demikian tingkat konsumsi ikan per kapita penduduk di kota ini relatif masih rendah.

Data dari Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Mataram menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ikan hanya 27,4 kilogram per kapita per tahun.

Konsumsi ikan di Kota Mataram ini jauh jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat konsumsi ikan nasional yang mencapai 39 kilogram per kapita per tahun, sehingga dibutuhkan strategi dalam upaya meningkatkan konsumsi ikan.

Bahkan, nelayan sebagai produsen terkadang tak banyak mengonsumsi ikan. Mereka lebih menjual hasil tangkapannya untuk memenuhi kebutuhan lain, terutama beras.

Di sektor perikanan air tawar terjadi peningkatan produksi, dengan semakin tumbuhnya minat masyarakat untuk membuka usaha budi daya ikan air tawar, seperti lele, nila, karper dan ikan bawal.

Ini terbukti areal budi daya ikan air tawar terus meningkat dan kini mencapai 17,09 hektare dengan kapasitas produksi pada tahun 2014 saja mencapai 154,51 ton.

Sementara di sektor kelautan masih memiliki potensi cukup menjanjikan dengan luas areal tangkap hingga 510,20 hektare.

"Namun hal itu belum dapat mendongkrak tingkat konsumsi ikan masyarakat di Kota Mataram," ujar Kepala Dinas Perikanan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram Mutawalli.

Masih relatif rendahnya tingkat konsumsi ikan di Kota Mataram itu, menurut dia, salah satunya disebabkan faktor "image" masyarakat bahwa mengonsumsi daging lebih mewah dan bergensi dibandingkan ikan.

"Ini anggapan yang kurang tepat karena dari sisi kandungan gizi, ikan jauh lebih baik dibandingkan daging. Pola pikir masyarakat inilah yang harus kita ubah," katanya.

Hal itu terlihat pada saat adanya kegiatan pesta atau "selametan" yang menjadi tradisi Suku Sasak. Dalam setiap acara itu, daging sapi dan ayam selalu menjadi menu utama. Relatif jarang dihidangkan menu masakan berbahan ikan.

Mutawalli mengatakan ironisnya ikan seringkali dipandang sebagai menu tambahan ketika daging sudah tidak mencukupi. Meskipun harga daging jauh lebih mahal dibandingkan harga ikan.

Padahal, kata dia, alangkah baiknya jika kondisi itu terjadi sebaliknya, ikan menjadi prioritas sementara daging menjadi menu tambahan.

"Kita sangat menginginkan ada satu pesta yang menunya berasal dari olahan ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar," katanya.

Ia mengakui, mengubah pola pikir masyarakat ini tidak semudah yang dibayangkan karena masih adanya anggapan bahwa menu dari daging lebih mewah dibandingkan.

Terkait dengan itu, DPKP Kota Mataram terus melakukan berbagai strategi, inovasi dan terobosan baru dalam upaya meningkatkan konsumsi ikan di kota yang bermotokan maju, religius dan berbudaya ini.

Untuk mengubah anggapan sebagain masyarakat bahwa menu makanan daging lebih mewah dibandingkan ikan, DPKP Kota Mataram melakukan berbagai upaya, antara lain dengan menggelar lomba cipta menu serba ikan.

Dalam lomba itu para peserta melakukan kreasi dan inovasi mengolah ikan agar digemari, baik dari kalangan balita, anak-anak, dewasa maupun lanjut usia.

Di samping itu, Pemerintah Kota Mataram juga telah mencanangkan program gemar makan ikan melalui sekolah-sekolah dengan memberikan makanan hasil olahan ikan.

Mutawalli mengatakan ikan memiliki berbagai kandungan, seperti omega tiga yang bisa merangsang kecerdasan anak.

"Mengonsumsi ikan juga baik untuk kesehatan karena memiliki kandungan kolestrol rendah, sementara proteinnya tinggi," katanya.

Ia mengakui perjuangan tak kenal lelah selama ini membuahkan hasil, tingkat konsumsi ikan Kota Mataram tahun ini lebih baik, yankni mencapai 27,4 kilogram per kapita per tahun atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 25 kilogram per kapita per tahun.

"Namun itu masih membutuhkan kerja keras dan inovasi-inovasi baru lainnya guna memotivasi masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan," ucapnya.



Bangsal Olahan

Selain menyasar anak-anak, DPKP Kota Mataram juga berupaya meningkatkan keterampilan para nelayan nelayan agar mereka mampu mengolah hasil tangkapannya sebelum dijual menjadi berbagai makanan olahan perikanan yang digemari masyarakat.

"Dengan diolah terlebih dahulu, maka nilai ekonomi dari hasil tangkapan akan lebih tinggi dibadingkan jika dijual langsung," kata Kepala Bidang Perikanan DPKP Kota Mataram Emir Abdullah Rumair.

Untuk memfasilitasi dan memberikan pembinaan kepada nelayan, Pemerintah Kota Mataram telah membangun bangsal pengelolaan perikanan yang diresmikan awal Februari 2015, sebagai upaya peningkatan sarana dan prasarana dalam bidang perikanan.

Keberadaan bangsal pengelolaan perikanan ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan.

Bangsal pengelolaan perikanan yang berlokasi di wilayah Sayang-Sayang itu dilengkapi dengan ruang proses pengelolaan, kemasan, ruang pameran dan ruang pelatihan bagi nelayan-nelayan yang akan berlatih mengolah hasil perikanan.

Produk olahan perikanan itu, antara lain berupa olahan rumput laut, abon ikan, krupuk ikan, bakso ikan, "nugget" ikan dan berbagai camilan yang bebahan dasar hasil laut.

"Hasil kreasi nelayan dalam mengolah hasil tangkapannya juga menjadi salah satu upaya meningkatkan konsumsi ikan di kota Mataram," katanya.

Wali Kota Mataram Ahyar Abduh menilai keberadaan bangsal pengelolaan perikanan ini sangat penting, karena selain untuk meningkatkan nilai dan kualitas produksi ikan juga untuk peningkatan pemasaran.

"Keberadaan bangsal pengelolaan ikan itu penting, karena produksi ikan dan jumlah pengusaha pengolohan ikan di Kota Mataram cukup banyak, " ujarnya.

Terkait dengan itu, Ahyar berharap para nelayan dapat memanfaatkan bangsal pengelolaan perikanan dengan sebaik-baiknya dan maksimal, terlebih ketika cuaca tidak bersahabat guna meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Rendahnya tingkat konsumsi ikan berdeampak terhadap kesehatan masyarakat dan kecerdasan anak. Sejatinya perjuangan meningkatkan konsumsi ikan di Kota Mataram menjadi keharusan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan melahirkan generasi cerdas di masa mendatang.(*)