Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Wilayah Induk Nusa Tenggara Barat (NTB) mengupayakan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa di Pulau Lombok, untuk mendukung upaya pengurangan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
General Manager PLN Unit Wilayah Induk NTB Sri Heny Purwanti mengatakan pembangunan PLTSa di Lombok belum masuk ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
"Saat ini kebetulan di Lombok belum ada masuk RUPTL. Langkah ke depan dikoordinasikan lebih lanjut dengan kementerian terkait supaya harapan kami di Lombok juga ada PLTSa," ujarnya, di Mataram, Senin.
Pulau Lombok saat ini mengalami darurat sampah akibat tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon Kongok tidak mampu menampung produksi sampah sebanyak 300 ton setiap hari yang dihasilkan oleh Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, sehingga pemerintah harus mengambil langkah konkret guna menyelesaikan kendala tersebut.
Baca juga: Pemerintah dorong percepatan fasilitas pengolah sampah menjadi energi
Kini, Pemerintah NTB sedang menjaring calon investor untuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah di Pulau Lombok agar persoalan sampah bisa segera rampung. Pemanfaatan sampah menjadi energi menjadi prioritas jangka menengah di NTB.
Dalam dokumen RUPTL 2025-2034, PLN merencanakan penambahan pembangkit baru dengan kapasitas total sekitar 641 megawatt di NTB. Namun, proyek PLTsa tidak ada dalam dokumen rencana pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik selama 10 tahun ke depan tersebut.
Baca juga: PLTSa Bantar Gebang Jabar menjadi proyek percontohan ubah sampah jadi energi
Beberapa proyek baru yang akan dibangun oleh PLN adalah pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Lombok 5 berkapasitas 2x50 megawatt yang ditargetkan beroperasi komersial pada tahun 2033 atau 2034, kemudian PLTMG Sumbawa 5 kapasitas 50 megawatt dengan tanggal operasi komersial pada tahun 2031.
Selain itu, ada pula proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, arus laut, panas bumi hingga tenaga air skala kecil untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa di NTB memiliki listrik dalam jumlah yang cukup.
Jumlah pelanggan listrik PLN di NTB saat ini masih didominasi oleh kelompok pelanggan rumah tangga dengan porsi mencapai 95,2 persen dari jumlah pelanggan total, disusul kelompok komersial 2,5 persen, publik 2,2 persen, dan sisanya adalah konsumen industri.
Baca juga: PLTSa Putri Cempo Surakarta beroperasi setelah lolos uji SLO
Baca juga: Kolaborasi Global, PLN Gandeng Sumitomo Kembangkan PLTSa Kapasitas 50 MW di Jawa Barat
Baca juga: Insinerator pengolahan sampah siap diterapkan di Mataram
Baca juga: Bupati Najmul ajak warga Lombok Utara hentikan polusi sampah plastik
Baca juga: Rencana pembelian insinerator atasi sampah di Mataram dikaji
Baca juga: Gerakan aksi bersih sampah digalakkan di Lombok Tengah
Baca juga: DLH hentikan pembuangan sampah di SPAL DT Mataram