Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut Israel memiliki hak menjadi satu negara, namun Palestina pun berhak mendapatkan perlakuan serupa.
"Warga Israel telah telah mendapat perlindungan untuk bertahan hidup, tapi siapa yang peduli dengan kelangsungan hidup rakyat Palestina? Bangsa Yahudi sudah tidak lagi tak memiliki tanah air, tapi kapan bangsa Palestina kembali ke wilayahnya?" kata Wang di Beijing dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA pada Sabtu.
Wang menyampaikan hal itu dalam keterangan bersama dengan Diplomat Utama Uni Eropa untuk Politik Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell setelah keduanya memimpin Dialog Strategis Tingkat Tinggi China-Uni Eropa di Beijing.
"Banyak sekali ketidakadilan yang terjadi di dunia, tapi ketidakadilan terhadap Palestina telah berlangsung selama lebih dari setengah abad. Penderitaan yang melanda generasi ke generasi tidak boleh berlanjut," tambah Wang.
Menurut Wang, solusi dua negara dan berdirinya negara Palestina merdeka adalah cara Palestina dan Israel bisa hidup berdampingan secara damai dan bagaimana bangsa Arab dan Yahudi hidup harmonis.
Wang juga menyoroti empat prioritas yang dianggap mendesak oleh China.
"Pertama, menghentikan konflik sesegera mungkin, mencegah perluasan konflik dan menghindari memburuknya situasi," ungkap Wang.
Kedua, Wang menyebut sangat penting mematuhi hukum humaniter internasional, melakukan segala upaya guna menjamin keselamatan warga sipil dan membuka jalur penyelamatan serta bantuan kemanusiaan secepat mungkin.
"Tujuannya untuk mencegah bencana kemanusiaan yang parah," tambah Wang.
Ketiga, negara-negara terkait harus menahan diri, mengambil sikap objektif dan adil, berupaya meredakan konflik dan menghindari dampak keamanan regional dan internasional yang lebih besar.
"Keempat, PBB harus memainkan perannya dalam menyelesaikan masalah Palestina. Dewan Keamanan PBB perlu mengambil tanggung jawab penting dalam hal ini, membangun konsensus internasional secepat mungkin dan mengambil tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut," tambah Wang.
Wang juga mengungkapkan China sedang berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.
"China akan berpartisipasi aktif dalam konsultasi darurat dalam Dewan Keamanan PBB dan mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres agar melindungi warga sipil. China akan memberikan bantuan kemanusiaan darurat ke Jalur Gaza dan Otoritas Nasional Palestina melalui PBB," papar Wang.
Konflik Israel dan Palestina pecah setelah Hamas menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit pada 7 Oktober 2023 pagi waktu setempat.
Israel kemudian mendeklarasikan perang terhadap Hamas dan melakukan serangan balasan lewat udara ke Jalur Gaza. Ini merupakan deklarasi perang Israel pertama dalam 50 tahun terakhir sejak Perang Yom Kippur pada 1973.
Kamis lalu Angkatan Udara Israel (IAF) mengaku sudah menjatuhkan sekitar 6.000 bom yang menargetkan Hamas di Gaza. Jumlah itu hampir menyamai total bom yang digunakan Amerika Serikat di Afghanistan dalam satu tahun.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan jumlah korban tewas dari pihak Palestina menjadi 1.843 orang di Jalur Gaza dan 44 orang tewas di Tepi Barat, sedangkan 7.138 lainnya terluka.
Berita Terkait
Ratusan warga Gaza mengungsi di sekolah tewas diserang Israel
Sabtu, 10 Agustus 2024 14:04
Petinggi Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Iran
Rabu, 31 Juli 2024 13:07
Peran Indonesia belum sampai jadi mediator Israel-Palestina
Senin, 22 Juli 2024 15:49
Biadab!! Serangan Israel tewaskan 25 pengungsi Gaza di Rafah
Sabtu, 22 Juni 2024 9:14
Palestina siapkan rencana rehabilitasi pascaperang di Jalur Gaza
Jumat, 14 Juni 2024 10:05
Rusia abstain atas resolusi gencatan senjata di Gaza
Rabu, 12 Juni 2024 8:32
Palestina minta Israel buktikan patuh resolusi gencatan senjata dari DK PBB
Selasa, 11 Juni 2024 12:54
Indonesia lakukan tekanan diplomatik mendorong kemerdekaan Palestina
Selasa, 4 Juni 2024 6:19