"Tour de Singkarak" bawa Endarman raih gelar doktor

id Jambi, unja, endarman saputra

"Tour de Singkarak" bawa Endarman raih gelar doktor

Endarman Saputra saat usai sidang doktornya di Prancis,(ANTARA/HO/Endaman)

Jambi (ANTARA) - Endarman Saputra dosen Universitas Jambi yang baru saja mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji di Claude Bernard University Lyon 1 (University of Lyon), Prancis pada 15 Desember 2023 sehingga diberikan gelar Doctor of Philosophy (PhD) dalam bidang sport management.

Dewan penguji disertasi Endarman Saputra terdiri dari ahli-ahli di bidang Sport Management and Marketing, Sporting Event, Sport Tourism, Sport Branding dan Sport Sociology, demikian keterangan resmi dari Endarman.

Para penguji adalah Professor Nicolas Chanavat dari Université de Rouen Normandie, Professor Bastien Soulé dari Université de Lyon 1, Doctor Anne-Marie Lebrun dari Université de Bourgogne Franche-Comté, Doctor Noémi Garcia-Arjona dari Université Renne 2.

Dewan penguji disertasi memuji keseriusan dalam mengerjakan disertasi doktoral. Secara keseluruhan, Endarman Saputra telah melakukan pekerjaan yang menarik, berdasarkan studi kualitatif dan kuantitatif.

Menurut dewan penguji, disertasi ini merupakan karya dengan kualitas yang baik yang memungkinkan kita lebih memahami motivasi di balik penciptaan Tour de Singkarak dan persepsi penduduk lokal Indonesia tentang Tour de Singkarak, serta dengan cara apa event balap sepeda ini mempengaruhi ekosistem sekitar penduduk lokal.

Endarman Saputra dibimbing Guillaume Bodet yang merupakan seorang Profesor yang telah berpengalaman dan memiliki reputasi internasional dibidang sport marketing, sport tourism dan sporting event.

Endarman dibiayai Proyek Advance Knowledge and Skills for Sustainable Growth in Indonesia (AKSI) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Asian Development Bank (ADB).

Endarman Saputra berhasil menyelesaikan Pendidikan doktornya dalam waktu tiga tahun. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, mengingat di tempatnya studi yaitu di Laboratory of Vulnerability and Innovation in Sport rata-rata membutuhkan waktu empat tahun untuk menyelesaikan studi.


Orisinal dan menarik

Endarman mengambil judul disertasinya “Developing Tourism With New Sporting Events: Evaluating the Tour de Singkarak's Impacts on Indonesian Residents”

Menurut dewan penguji, disertasi doktoral Endarman Saputra membahas isu yang orisinal dan menarik. Penelitian ini menarik karena memberikan pemahaman yang kritis bagi beberapa pihak (yaitu para pembuat kebijakan, penyelenggara event, dan pemangku kepentingan di masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat gengsi acara olahraga dan meningkatkan kepuasan masyarakat serta merangsang loyalitas.

Penelitian ini menyoroti perlunya pendekatan yang seimbang dan komprehensif dalam persiapan dan pelaksanaan event olahraga untuk menjamin peningkatan dampak positif bagi para stakeholders yang berkepentingan dengan proyek tersebut.

Dari perspektif yang berbeda, karya doktoral ini mencakup dua studi yang berbeda yang menjelaskan tentang event olahraga Tour de Singkarak.

Studi pertama bertujuan mendapatkan pemahaman tentang motivasi di balik pembuatan Tour de Singkarak melalui lensa Actor-Network Theory (ANT) atau teori jaringan aktor dan analisis sosio-teknis.

Kemudian studi juga didasarkan pada pendekatan kualitatif, menggunakan wawancara dengan berbagai pemangku kepentingan misalnya pemerintah daerah, penyelenggara dan lainnya.

Kemudian, studi nomor dua difokuskan pada pengukuran dan pemeriksaan persepsi penduduk lokal Sumatra Barat mengenai Tour de Singkarak dan dengan cara apa event bersepeda ini berdampak pada ekosistem sekitar mereka.

Penelitian ini untuk menguji proses inovasi yang diciptakan dan dampak dari Tour de Singkarak.

Dalam konteks ini, Endarman Saputra menyoroti fakta bahwa Danau Singkarak merupakan destinasi yang menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Beliau juga menyebutkan bahwa Danau Singkarak mendukung berbagai kegiatan pariwisata.

Selain itu, bagian nomor satu juga memberikan gambaran umum tentang elemen-elemen yang terkait dengan proyek penelitian.

Endarman Saputra juga membahas topik-topik berikut ini secara berurutan yakni penyelenggaraan acara olahraga besar untuk meningkatkan citra dan popularitas suatu tempat, hubungan antara event olahraga dan pariwisata olahraga, event olahraga di Indonesia, Tour de Singkarak.

Penelitian yang bertujuan untuk Tour de Singkarak, pembenaran untuk penelitian ini, metodologi, dan pernyataan masalah. Dalam konteks ini, Endarman Saputra menyajikan stakeholders theory dan Actor-Network Theory secara berurutan. Secara khusus dia menekankan fakta bahwa teori jaringan aktor merupakan teori yang relevan karena teori ini mengkaji tentang jaringan aktor.

Asal mula ide Tour de Singkarak dan para stakeholders dengan menggunakan pendekatan grafik sosio-teknis teori jaringan dijelaskan pada bagian pertama. Pada bagian kedua Endarman membahas empat momen penerjemahan dengan menggunakan pendekatan Obligatory Passage Point (OPP) Callon (1986), yaitu empat momen roblematization, interessement, enrolment and mobilization.

Endarman Saputra juga menekankan bahwa kedua bagian ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam menjelaskan proses inovasi dalam event olahraga yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Dia menyoroti fakta bahwa proses inovasi Tour de Singkarak merupakan sebuah kerja kolektif di antara beberapa aktor kunci.

Di dalam disertasi tersebut Endarman Saputra menyampaikan beberapa practical implications sebagai berikut:

Menekankan koherensi dan pengembangan masyarakat sebagai komponen integral dari perencanaan event olahraga. Menerapkan inisiatif yang memfasilitasi interaksi penduduk setempat, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan di antara masyarakat setempat, menangani berbagai tingkat minat yang terungkap dalam data survei. Mengurangi Dampak Negatif: Mengevaluasi potensi dampak negatif terhadap penduduk setempat dan menerapkan langkah-langkah untuk meminimalkan gangguan terhadap kehidupan sehari-hari.

Dibantu berbagai pihak

Dalam penelitian yang berlangsung dari tahun 2021 sampai dengan tahun 2023, Endarman dibantu oleh Bapak Endang Sepdianus seorang dosen di FIK Universitas Negeri Padang. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancari beberapa tokoh sentral lahirnya Tour de Singkarak, seperti Gamawan Fauzi, Sapta Nirwandar, Gusmal, Prof James Helyward, Raseno Arya.

Selain itu juga telah meminta beberapa informasi tambahan dari beberapa pejabat daerah seperti Hendri Agung Indarto (Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat), Nasripul (Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok, Sumatra Barat), Robin Cassuto seorang Development Project Manager dari Amaury Sport Organization (ASO) Prancis.

Maulana Yusran sekretaris jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Sondi Sampurno Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI).

Endarman Saputra mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan penelitian ini, dia dibantu dan didukung oleh berbagai pihak mulai dari Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, Dinas Pariwisata Sumatra Barat dan beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di Sumatra Barat.

Baca juga: Asian Games: Target meleset di angkat besi, sukses di balap sepeda BMX
Baca juga: Ribuan wisatawan datang selama pelaksanaan Tour de Siak

Setelah kembali ke tanah air, Endarman Saputra bertekad untuk mengembangkan sport management and marketing di Indonesia, mengingat masih minimnya ilmuan dan peneliti dibidang ini. Indonesia sedang bergerak menuju sport industry sehingga dukungan keilmuan yang digelutinya sangat dibutuhkan ke depannya.

Biodata Endarman Saputra : Dosen Universitas Jambi Pendidikan S3 PhD in Sport Management and Marketing, Claude Bernard University Lyon 1, France, S2 Master of Science, Department of Leisure Sports, Kyungpook National University, South Korea pada 2014 dan S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Yogyakarta pada 2001.