Sembilan Kecamatan di Lombok Tengah Darurat Kekeringan

id KEKERINGAN LANDA NTB

Memang daerah-daerah ini adalah yang sering dilanda kekeringan parah, apabila musim kemarau tiba, sehingga praktis persediaan air berkurang
Lombok Tengah (Antara NTB) - Sebanyak 82 desa dari 139 desa/kelurahan di sembilan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mengalami darurat kekeringan yang menyebabkan warga sulit memperoleh air bersih.

"Sampai saat ini dari data yang kita miliki sudah ada sembilan kecamatan dari 12 kecamatan di Lombok Tengah yang terdampak kekeringan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah H Muhamad di Praya.

Sembilan kecamatan yang kini darurat kekeringan tersebut adalah Pujut, Praya Timur, Praya Barat, Praya Barat Daya, Praya Tengah, Praya, Jonggat, Kopang dan Janapria.

"Memang daerah-daerah ini adalah yang sering dilanda kekeringan parah, apabila musim kemarau tiba, sehingga praktis persediaan air berkurang," ujarnya.

Muhamad menjelaskan untuk mengatasi dampak kekeringan tersebut, BPBD sudah mendistribusikan air bersih terutama di 82 desa yang dinyatakan terparah terkena dampak kekeringan.

"Ada tiga dinas dan instansi yang bergerak setiap harinya untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga," tutur Muhamad.

Sedangkan BPBD menyediakan 360 tangki air atau pertangkinya sebanyak 5 ribu liter.

"Artinya, ada 1,8 juta liter air yang kami siapkan," ucapnya di lokasi penyaluran air bersih di Dusun Bebile Desa Ganti, Praya Timur.

Di samping itu, BPBD menyalurkan empat tangki air atau 20 ribu liter ke warga secara bergiliran.

BPBD bertugas di seluruh desa di dua kecamatan yakni Praya Timur dan Janapria dan sisanya menjadi tanggung jawab Dinas Sosial (Dinsos) dan perusahaan daerah air minum (PDAM) Lombok Tengah.

"Penyaluran air bersih berlangsung sejak Selasa (29/8) kemarin, hingga beberapa bulan ke depan, tergantung kondisi cuaca," jelas Muhamad.

Menurut dia, berdasarkan hasil prakiraan BMKG, hujan diprediksikan turun pada awal November sehingga pemerintah wajib menyediakan air bersih selama September-Oktober.

"Agar penyalurannya cepat, kita sudah bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS), meminta bantuan dua armada tangki air," katanya.

Bantuan itu dibutuhkan karena armada yang ada sekarang merupakan pinjaman sementara dari provinsi. Setiap harinya, satu armada tersebut menyisir empat desa. Begitu pula di Dinsos dan PDAM.

"Bagi desa-desa yang merasa membutuhkan air bersih, dipersilahkan menghubungi aparatur pemerintah desanya masing-masing. Kemudian mencatat berapa dusun dan kepala keluarga (KK) yang membutuhkannya. Dengan begitu, BPBD bisa menyesuikan penyalurannya," terang mantan Kabag Aset Setda Kabupaten Lombok Tengah itu.

Sementara itu, Camat Praya Timur H Muliadi Yunus mengakui bila musim kemarau tiba, warganya selalu kekurangan air bersih.

Hal itu disebabkan sumber air seperti sumur sudah mengering airnya. Bahkan untuk mengairi tanaman pertanian pun para petani di daerahnya sudah tidak bisa.

"Syukur saat ini petani menanam tanaman tembakau dan palawija yang tidak butuhkan air," ucapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warganya berharap dari bantuan pemerintah yang disuplai melalui mobil-mobil tangki air. Dari total 72 ribu lebih warga 60 persen terdampak kekeringan.

"Biasanya di beri jatah satu tangki satu desa. Karena jumlah warga jadi tidak cukup," terangnya.

Namun demikian, meski setiap tahun dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih, warga di Kecamatan Praya Timur tidak banyak mengeluh karena sudah menganggap biasa jika sudah tidak ada air saat musim kemarau. (*)