"Usai shalat tadi saya datang ke sini bersama suami, biasanya kita datang setiap hari pertama lebaran," kata salah seorang peziarah dari Gampong Beurawe Banda Aceh Rosmita di Aceh Besar, Rabu.
Dia menyampaikan, kedatangannya ke kuburan massal Siron untuk mendoakan sanak famili dari keluarga suami yang kehilangan nyawa akibat bencana dahsyat gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004 silam.
"Mertua serta saudara dari suami termasuk keponakan banyak yang meninggal saat tsunami, sehingga setiap tahun selalu kita sempatkan datang ke sini terutama saat lebaran," katanya.
Hal senada juga disampaikan peziarah lainnya, warga Gampong Jawa Kota Banda Aceh, Lilis Suryani, yang menuturkan bahwa dirinya selalu berziarah ke kuburan massal Siron usai menunaikan shalat Idul Fitri di wilayah tempat tinggalnya.
"Tadi baru pulang shalat langsung ke sini. Setiap tahun sebenarnya, seperti saat menjelang puasa, atau lagi rindu pasti saya ke sini," kata Lilis.
Lilis menceritakan, bencana tsunami 20 tahun lalu telah merenggut nyawa tiga orang anak dan suaminya.
Akibat peristiwa itu, katanya. dirinya harus hidup sepi tanpa keluarga.
Kenangan akan keluarganya yang sudah tiada tidak lekang dalam ingatannya. Karena itu, ia tidak berhenti mengirimkan doa untuk keluarganya yang menjadi syuhada korban tsunami.
"Tadi saya baca Yasin, berdoa untuk mereka. Setelahnya, menaburkan air bunga," demikian Lilis Suryani.