Pos PGA sebut belasan kali erupsi Gunung Ile Lewotolok NTT

id NTT,Ile Lewotolok,Kota Kupang,Gunung Api

Pos PGA sebut belasan kali erupsi Gunung Ile Lewotolok NTT

Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/Ho-POS PGA

Kupang (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan terjadi 16 kali erupsi Gunung Api Ile Lewotolok pada Minggu mulai pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA.

“Mulai pukul 12. 00 WITA hingga 18. 00 WITA sore ini berdasarkan catatan ada 16 kali letusan yang terjadi di puncak kawah gunung tersebut," kata Petugas Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Ara Kian dalam laporan dari Lembata, Minggu malam.

Dari sembilan kali letusan itu, kata dia, kolom abu di kisaran tinggi 200 hingga 400 meter dan warna asap kelabu.

Dia mengatakan bahwa16 kali letusan itu mengakibatkan gemuruh lemah di puncak gunung yang saat ini sudah naik status menjadi Siaga akibat terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.

Secara visual juga kata dia saat terjadi erupsi gunung jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 50 hingga 200 meter di atas puncak kawah.

Baca juga: Warga diimbau tak beraktivitas di sekitar lereng gunung api Gamalama
Baca juga: Tim SAR evakuasi 626 warga Tagulandang pascaerupsi Gunung Ruang Sulut


Stanis juga menambahkan bahwa hingga saat ini aktivitas vulkanik gunung api yang pernah erupsi pada akhir November 2020 itu, mengalami peningkatan.

Berdasarkan evaluasi pada periode 8-15 April 2024, Badan Geologi mencatat masih adanya aktivitas erupsi dan aliran lava yang terekam baik ke arah tenggara maupun selatan.

Selanjutnya jumlah gempa juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dan didominasi oleh gempa letusan, gempa hembusan, dan tremor nonharmonik.

Selain itu, gempa vulkanik dangkal dan dalam juga masih terekam.

Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok masih berada pada Level III atau Siaga.

Badan Geologi pun merekomendasikan masyarakat Desa Lamatokan dan Jontona agar mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung.

Sedangkan masyarakat Desa Jontona dan Todanara direkomendasikan agar tidak memasuki wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas gunung.