UNICEF BANTU PEMBUAT GARAM YODIUM UNTUK NTB

id

          Mataram, 16/6 (ANTARA) - Badan PBB untuk Anak-Anak (Unicef) membantu alat pembuat garam beryodium kepada Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

        "Alat ini untuk mendukung program peningkatan konsumsi garam beryodioum yang hingga kini kini masih relatif rendah di NTB," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan  NTB, Hery Erfan Rayes, di Mataram, Selasa.

        Ia mengatakan, bantuan Unicef tersebut berupa tiga mobil unit "yodiusasi"  dan dua unit mobil khusus pembuatan  garam beryodium untuk dua kelompok di Kabupaten  Lombok Barat dan Lombok Timur.

         "Dengan bantuan alat dari unicef tersebut, produksi garam beryodium bisa ditingkatkan dari 33 persen saat ini menjadi 90 persen pada 2011. Petani garam di NTB terbanyak di Kabupaten Bima dan Lombok Timur, namun yang banyak diproduksi garam nonyodium," katanya.

        Ia mengatakan, khusus di Kabupaten Bima jumlah petani garam mencapai 1.230 orang dan potensi lahan untuk pembuatan garam tercatat 730 ha. "Daerah  yang menjadi produsen garam terbesar di NTB adalah Bima dan Lombok Timur," katanya.

        Kondisi ini mengakibatkan konsumsi garam beryodium di NTB relatif rendah, dan ini berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.

        "Kekurangan unsur yodium sebagai salah satu 'micronutrient' yang dibutuhkan tubuh biasanya baru dirasakan dalam jangka waktu yang lama," katanya.

         Menurut dia, akibat penggunaan garam nonyodium sering terjadi kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta mempercepat degradasi fungsi alat tubuh, seperti cepat pikun, tuli atau buta sebelum usia tua, ini yang kurang dipahami masyarakat.

         Berdasarkan hasil penelitian, kata dia,  orang yang tidak mengkonsumsi garam beryodium daya pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen saat usia 12 tahun.

       "Sejalan dengan bertambahnya usia,  40 tahun ke atas penurunannya mulai tajam, yakni 13 persen pertahun," katanya.

         Jika angka cakupan konsumsi garam yodium 37 persen berdasarkan data statistik,  bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Bima pada masa mendatang.(*)