Gubernur Masih Merahasiakan Calon Dirut Bank NTB Syariah

id Bank NTB Syariah

Gubernur Masih Merahasiakan Calon Dirut Bank NTB Syariah

"NTB memang butuh gerakan ekonomi syariah di tingkat arus bawah yang lebih menggeliat"
Mataram (Antaranews NTB) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Muhammad Zainul Majdi masih merahasiakan calon Direktur Utama PT Bank NTB Syariah yang akan diusulkan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Otoritas Jasa Keuangan.

"Wartawan ikut `fit and proper test` juga boleh", kata Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi, di Mataram, Selasa, menjawab pertanyaan wartawan siapa sosok calon direktur utama (dirut) yang diusulkan menjadi pimpinan pertama kali setelah dikonversi dari Bank NTB konvensional ke syariah.

Gubernur alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir itu juga mempersilakan wartawan mengkonfirmasi ke jajaran direksi Bank NTB terkait dengan kesiapan pengajuan izin konversi dan usulan nama-nama komisaris serta dirut yang baru.

"Proses terus berjalan. Kalau detailnya tanya ke direksi, tapi setahu saya sudah `on the track," ujarnya singkat.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mataram Dr H Ahmad Amir Aziz, M.Ag, mengatakan perkembangan ekonomi NTB yang terus tumbuh positif menjadi momen yang tepat bagi Bank NTB untuk mengubah status dari konvensional menuju syariah.

Oleh sebab itu, sosok figur calon dirut harus menjadi perhatian besar seluruh pemerintah daerah di NTB, selaku pemilik saham perusahaan daerah tersebut.

Menurut dia, kriteria yang harus dimiliki oleh calon Dirut Bank NTB Syariah adalah memiliki integritas dan profesional ditandai dengan tingkat pengalaman dan wawasan yang komperehensif di bidang perbankan syariah.

"Calonnya juga harus punya komitmen kuat memajukan Bank NTB Syariah sebagai bank pembangunan daerah kedua setelah Aceh yang menerapkan prinsip syariat Islam dalam berbisnis simpan-pinjam uang," katanya.

Calon dirut, lanjut Amir, juga diharapkan orang yang memiliki inovasi dalam memanfaatkan dana pihak ketiga untuk pembiayaan sektor ekonomi produktif. Pasalnya, selama ini Bank NTB konvensional lebih dominan menyalurkan kredit ke sektor konsumtif.

"Harus benar-benar diperkuat pembiayaan produktif karena itu sebuah tuntutan. Dan NTB memang butuh gerakan ekonomi syariah di tingkat arus bawah yang lebih menggeliat," ucapnya pula.

Amir juga menyarankan agar calon Komisaris Bank NTB Syariah berasal dari orang-orang yang memiliki kapasitas di bidang perbankan syariah dan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan jajaran direksi.

"Untuk pengisian jabatan tersebut bisa diambil dari kalangan akademisi dan praktisi yang benar-benar memiliki kemampuan membantu direksi memajukan Bank NTB Syariah," katanya.

Direktur Utama Bank NTB H Komari Subakir, mengakhiri masa jabatan periode keduanya pada November 2017. Namun diperpanjang hingga terbentuknya Bank NTB Syariah pada Agustus 2018.

Dua komisaris Bank NTB juga berakhir masa jabatan periode keduanya pada Agustus 2017, namun pemegang saham masih membutuhkan tenaga dan pemikiran mereka pada masa transisi menjadi perbankan syariah.

Keduanya adalah Komisaris Independen Bank NTB Prof H Mansur Afifi, dan Komisaris Bank NTB H Lalu Sulhan. (*)