Mandiri dukung pengembangan sektor produksi dengan KUR klaster

id Bank Mandiri

Mandiri dukung pengembangan sektor produksi dengan KUR klaster

VP Micro Banking Bank Mandiri Rino Judhistira (kiri), Asdep Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Agus Heri Susanto (kiri dua), bersama narasumber lainnya memaparkan materi kepada peserta sosialisasi Permenko 11/2017.

Kami akan memanfaatkan mitra binaan nasabah segmen corporate dan commercial Bank Mandiri untuk mendapatkan calon debitur KUR
     Lombok Barat (Antaranews NTB) – Bank Mandiri berkeinginan terus mendukung pengembangan sektor-sektor produksi dalam penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster pada 2018 dengan target peningkatan porsi penyaluran mencapai 50 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 47 persen.

     Menurut Senior Vice President Micro Banking Bank Mandiri Wawan Setiawan, target tersebut diharapkan dapat dicapai, antara lain melalui penyaluran KUR khusus kepada klaster/kelompok yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2018.

     "Kami akan memanfaatkan mitra binaan nasabah segmen corporate dan commercial Bank Mandiri untuk mendapatkan calon debitur KUR. Selain itu, kami juga akan memanfaatkan keberadaan kelompok tani ataupun koperasi serta bermitra dengan mereka untuk menyalurkan KUR kepada anggotanya," kata Wawan pada sosialisasi program KUR 2018 di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat (23/3).

     Sosialisasi itu sendiri merupakan sinergi perseroan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mengenalkan peraturan baru tentang Kredit Usaha Rakyat atau KUR yaitu Permenko Nomor 11 tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR Bagi Pemerintah Daerah dan UMKM, dimana pada tahun 2018 ini, suku bunga KUR diturunkan menjadi 7 persen.

     Pada 2017, kata Wawan, pencairan KUR Bank Mandiri ke sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi mencapai Rp6,3 triliun atau 47,47 persen dari total KUR yang disalurkan Rp13,34 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 224.709 pelaku usaha sektor produksi. Komposisi itu bahkan melebihi kewajiban 40 persen yang ditetapkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

     Dari nilai tersebut, sektor pertanian memperoleh KUR sebesar Rp3,05 triliun, perikanan sebesar Rp179 miliar, industri pengolahan Rp1,47 triliun dan sektor jasa produksi sebanyak Rp1,63 triliun.

     Menurut Wawan, Bank Mandiri pada 2018 menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp14,56 triliun, di mana Rp7,28 triliun akan disalurkan kepada sektor produksi. Adapun dalam dua bulan pertama tahun 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp1,94 triliun kepada 33.145 debitur.

     "Selain menyalurkan, kami juga aktif melakukan pembekalan sekaligus pendampingn debitur KUR dalam rangka meningkatkan kapasitas debitur KUR sehingga mampu naik kelas ke kredit komersial dengan limit yang lebih besar," ujarnya.

     Pihaknya menyambut baik langkah pemerintah menurunkan besaran bunga KUR menjadi 7 persen dari 9 persen pada tahun 2017. Sebab, akan semakin menarik minat masyarakat untuk mengajukan KUR dan memudahkan perbankan dalam menawarkan KUR ke masyarakat yang pada akhirnya akan semakin banyak pengusaha kecil yang dapat mengakses kredit murah tersebut.

     "Hal ini sangat baik, karena akan meningkatkan kemampuan pelaku usaha kecil dalam pengelolaan keuangan dan lebih fokus dalam mengembangkan usaha," kata Wawan.

     Kapasitas debitur KUR Bank Mandiri dalam mengelola sumber daya keuangan saat ini, kata dia, sudah baik yang tercermin dari kemampuan membayar pinjaman mereka sehingga rasio kredit bermasalah (NPL) mereka pun cukup rendah, yaitu 1,28 persen pada 2017.

     "Bahkan NPL kami di untuk penyaluran ke sektor produksi di tahun 2017 tercatat sangat baik yaitu sebesar 0,11 persen," ucapnya. (*)