penyelam TNI AL latihan las badan kapal

id Dislambair koarmatim,Mnek 2018,Mnek lombok,Kri makassar,Penyelam tni al

penyelam TNI AL latihan las badan kapal

Seorang penyelam TNI AL dari Dislambair Koarmatim usai melakukan fase latihan pengelasan badan kapal yang disimulasikan di KRI Makassar 590, Laut Bali, Rabu (9/5). (Foto Antaranews NTB/Ist)

Di sini (MNEK 2018) kami bisa saling menyerap kemampuan, sama-sama belajar, khususnya dalam menanggulangi kebocoran kapal atau permasalahan lain yang ada di bawah laut,
Laut Bali, (Antaranews NTB) - Tim penyelam dari TNI AL menggelar latihan pengelasan badan kapal perang di bawah permukaan laut bersama penyelam dari angkatan laut tiga negara peserta Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Timur (Kadispen Armatim) Letkol Laut Suratno kepada wartawan di KRI Makassar 590, Rabu, mengatakan tiga negara peserta yang ikut dalam latihan pengelasan badan kapal perang itu dari Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

"Latihannya disimulasikan di KRI Makassar 590 yang sedang kita tumpangi. Kegiatannya kita laksanakan bersama para penyelam handal dari Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, dan Korea Selatan," kata Letkol Laut Suratno.

Dari kawasan perairan Laut Bali, para penyelam melaksanakan latihan menggunakan dua anak kapal KRI Makassar 590, Landing Craft and Vehicle Personel (LCVP).

Latihan dipimpin oleh salah seorang anggota Satgas MNEK 2018 dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Komando Armada RI Kawasan Timur, Kapten Yopi Halim.

Usai menggelar latihan bersama, Kapten Yopi Halim kepada wartawan mengatakan, pengelasan badan kapal perang disimulasikan dengan kedalaman kebocoran lima meter dari batas permukaan laut dengan badan kapal KRI Makassar 590.

Dalam latihan ini, para penyelam dilengkapi dengan peralatan, mulai dari alat yang disebut "magnacom scuba underwater communicator", "waterproof patch", maupun mesin las bawah air.

Pengelasan bawah air merupakan salah satu metode dalam penanggulangan bencana di laut, khususnya pengelasan badan kapal yang mengalami kebocoran. Karena kegiatannya di bawah laut, maka para penyelam handal harus memiliki keahlian dalam pengelasan.

"Secara umum menyelam memang tantangannya arus yang kencang. Apalagi ini ditambah adanya pekerjaan pengelasan," kata Yopi.

Lebih lanjut, salah satu penyelam andal TNI AL yang ikut dalam proses evakuasi jenazah korban tragedi AirAsia QZ8501 di Selat Karimata pada tahun 2014 ini, melihat kegiatan MNEK 2018 ini sebagai wujud penguatan koordinasi penyelam bawah laut antarnegara.

"Di sini (MNEK 2018) kami bisa saling menyerap kemampuan, sama-sama belajar, khususnya dalam menanggulangi kebocoran kapal atau permasalahan lain yang ada di bawah laut," ujarnya.

Selain melaksanakan latihan pengelasan badan kapal dari bawah permukaan laut, simulasi penyelamatan dan pencarian korban bencana di laut juga dilakukan oleh para penyelam.(*)