Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), telah mengusulkan pengembangan jaringan irigasi tambak garam kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk peningkatan produktivitas garam di daerah setempat.
"Pengembangan jaringan irigasi itu agar aliran air laut lebih lancar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lombok Tengah Nurjaman di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan kondisi tambak garam di Lombok Tengah agak sedikit tinggi dengan air laut, sehingga dibutuhkan penataan jaringan irigasi supaya air laut lebih cepat masuk ke tambak garam petani.
"Ini salah satu upaya pemerintah daerah untuk mendukung produksi garam petani di Lombok Tengah," katanya.
Baca juga: Harga garam di Lombok Tengah NTB untungkan petani
Ia mengatakan luas tambak garam petani itu mencapai 150 hektare yang tersebar di dua desa yakni Desa Kidang dan Bilelando. Sedangkan untuk potensi produksi garam di Lombok Tengah bisa mencapai 200 ton untuk satu kali panen.
"Potensi pengembangan tambak garam di Lombok Tengah itu hanya di dua desa itu saja," katanya.
Ia mengatakan pada saat ini proses pembuatan garam masih belum bisa dilakukan karena kondisi air laut yang masih surut.
Baca juga: Produksi petani garam di Lombok Tengah menurun dampak curah hujan
Namun jika melihat dari kondisi cuaca berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata dia, sudah memasuki puncak musim kemarau. "Produksi garam itu mulai dilakukan saat musim kemarau," katanya.
Nurjaman mengatakan untuk stok garam di Lombok Tengah saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat dari hasil produksi garam 2023.
"Stok aman dan harga juga cukup menguntungkan petani garam," katanya.
Baca juga: Dampak el nino produksi garam di Lombok Tengah membaik