ESDM bidik blok Andaman setelah setujui POD Geng North-Gehem

id Blok Andaman,Migas,ESDM

ESDM bidik blok Andaman setelah setujui POD Geng North-Gehem

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana memberi keterangan ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/8/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan blok Andaman setelah menyetujui plan of development (POD) atau perencanaan pengembangan nlapangan Geng North dan lapangan Gehem dengan investasi sekitar Rp280 triliun.

“Mungkin Andaman, ya. Andaman. Terus di sekitar Geng North kan banyak gitu. Ada lagi di Selat Makasar, ada beberapa,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

Akan tetapi, Dadan belum dapat memastikan kapan persetujuan POD blok Andaman maupun blok lainnya akan diberikan.

“Nanti kita lihat, ya,” kata dia.

Terkait dengan blok Andaman, Arifin Tasrif ketika menjabat sebagai Menteri ESDM, memaparkan bahwasanya Andaman dapat memasok gas sebanyak 527 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan potensi sebesar 10 TCF.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui plan of development (POD) atau perencanaan pengembangan lapangan Geng North dan lapangan Gehem dengan investasi sekitar Rp280 triliun.

Baca juga: Pertamina Patra Niaga gandeng SKK Migas mendukung kemandirian energi
Baca juga: SCM Summit 2024 kuatkan rantai suplai produk lokal


Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengatakan melalui persetujuan POD ini, maka akan ada investasi raksasa yang masuk ke Indonesia dengan perkiraan biaya investasi (di luar sunk cost) sebesar 11,847 miliar dolar AS dan biaya operasi (termasuk biaya ASR, PPN, dan PBB) sebesar 5,643 miliar dolar AS.

Maka, secara keseluruhan, investasi yang akan masuk sebesar 17,49 miliar dolar AS atau sekitar Rp280 triliun (kurs Rp16 ribu per dolar AS).

“Investasi Rp280 triliun tentu sangat besar karena 2,5 kali lebih besar daripada investasi kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekitar Rp112 triliun,” ujarnya.