Sejumlah Kiai Thoriqoh dan pimpinan Jamiyah Ahlith Thoriqoh Al Mutabaroh An Nahdliyah (Jatman) dari berbagai daerah menemui jajaran pengurus PBNU, guna meminta bantuan agar mengembalikan Jatman ke jalurnya.
Dipimpin anggota Majelis Ifta (ulama senior) Wal Irsyad Jatman KH Chalwani Nawawi, para Kiai Thoriqoh ini datang ke PBNU ditemui langsung Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf serta Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni.
"Ada dua hal yang kami sampaikan. Yang pertama menanyakan status kepengurusan idarah yang semestinya berakhir September 2023 tetapi hingga sekarang belum juga bermuktamar," ujar Chalwani Nawawi di Jakarta, Senin.
Para kiai Thoriqoh juga melaporkan realitas terkini dari organisasi Jatman kepada PBNU dan meminta PBNU segera mencarikan jalan keluar.
Dalam kesempatan ini, Chalwani yang datang ke PBNU bersama para pengurus mursyid Thoriqoh dan para pengurus Jatman wilayah ini juga menyampaikan kegusaran mereka karena adanya perubahan sejarah Jatman sejak dipimpin Habib Lutfi bin Yahya.
"Kami juga ingin meluruskan sejarah Jatman. Awal berdirinya dulu belum bernama Jatman itu tahun 1957 yang mendirikan empat kiai, yakni KH Muslih Mranggen (Demak), KH Nawawi Purworejo, KH Mandhur Temanggung, dan KH Masruhan Iksan Mranggen," kata Chalwani.
Namun sejak dipimpin Habib Lutfi, sejarah Jatman diubah pendirinya menjadi KH Siroj Payaman Magelang, KH Chudhlori Tegalrejo, KH Dalhar Watucongol, dan KH Abdul Chamid Magelang.
"Bahwa Kiai Dalhar, Kiai Siroj itu ikut mendoakan kongres pertama betul, tetapi tidak dalam kapasitas mendirikan,” kata KH Chalwani.
KH Chudhlori juga, kata dia, saat itu juga menyumbang dana kongres pertama tetapi memang tidak ikut mendirikan.
Sementara itu, Waketum PBNU Amin Said Husni mengatakan Idarah Aliyah Jatman memang sempat berkirim surat permohonan perpanjangan kepengurusan. Tetapi surat itu baru dikirimkan pada Juli 2024.
Padahal kepengurusan Idarah Aliyah Jatman sudah habis sejak September 2023, sehingga terdapat masalah secara legal formal terkait kepengurusan Idarah Aliyah Jatman.
"Tadi PBNU sudah minta para kiai Thoriqoh yang hadir hari ini agar melakukan komunikasi dengan para pimpinan Jatman untuk kemudian berkonsultasi kembali dengan PBNU dalam waktu dekat," kata Amin Said.
Sementara itu, terkait habisnya kepengurusan Jatman, para kiai senior anggota sebenarnya juga telah mengadakan pertemuan di Pesantren Daru Ulil Albab, Juwet, Ngronggot, Nganjuk beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, para kiai anggota Thoriqoh menyerukan beberapa hal. Di antaranya meminta para Masyayikh Jatman dan anggota segera mengangkat Rais Aam dan Mudir Aam yang baru. Selain itu mereka juga minta Jatman dikembalikan sesuai khitah sebagai Badan Otonom PBNU.
Para kiai anggota Jatman juga menyerukan bahwa kepengurusan Jatman telah demisioner sehingga tidak lagi memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan organisasi sehingga pelaksanaan Muktamar Jatman diserahkan kepada PBNU.
Dalam kesempatan ini, Chalwani yang datang ke PBNU bersama para pengurus mursyid Thoriqoh dan para pengurus Jatman wilayah ini juga menyampaikan kegusaran mereka karena adanya perubahan sejarah Jatman sejak dipimpin Habib Lutfi bin Yahya.
"Kami juga ingin meluruskan sejarah Jatman. Awal berdirinya dulu belum bernama Jatman itu tahun 1957 yang mendirikan empat kiai, yakni KH Muslih Mranggen (Demak), KH Nawawi Purworejo, KH Mandhur Temanggung, dan KH Masruhan Iksan Mranggen," kata Chalwani.
Namun sejak dipimpin Habib Lutfi, sejarah Jatman diubah pendirinya menjadi KH Siroj Payaman Magelang, KH Chudhlori Tegalrejo, KH Dalhar Watucongol, dan KH Abdul Chamid Magelang.
"Bahwa Kiai Dalhar, Kiai Siroj itu ikut mendoakan kongres pertama betul, tetapi tidak dalam kapasitas mendirikan,” kata KH Chalwani.
KH Chudhlori juga, kata dia, saat itu juga menyumbang dana kongres pertama tetapi memang tidak ikut mendirikan.
Sementara itu, Waketum PBNU Amin Said Husni mengatakan Idarah Aliyah Jatman memang sempat berkirim surat permohonan perpanjangan kepengurusan. Tetapi surat itu baru dikirimkan pada Juli 2024.
Padahal kepengurusan Idarah Aliyah Jatman sudah habis sejak September 2023, sehingga terdapat masalah secara legal formal terkait kepengurusan Idarah Aliyah Jatman.
"Tadi PBNU sudah minta para kiai Thoriqoh yang hadir hari ini agar melakukan komunikasi dengan para pimpinan Jatman untuk kemudian berkonsultasi kembali dengan PBNU dalam waktu dekat," kata Amin Said.
Sementara itu, terkait habisnya kepengurusan Jatman, para kiai senior anggota sebenarnya juga telah mengadakan pertemuan di Pesantren Daru Ulil Albab, Juwet, Ngronggot, Nganjuk beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, para kiai anggota Thoriqoh menyerukan beberapa hal. Di antaranya meminta para Masyayikh Jatman dan anggota segera mengangkat Rais Aam dan Mudir Aam yang baru. Selain itu mereka juga minta Jatman dikembalikan sesuai khitah sebagai Badan Otonom PBNU.
Para kiai anggota Jatman juga menyerukan bahwa kepengurusan Jatman telah demisioner sehingga tidak lagi memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan organisasi sehingga pelaksanaan Muktamar Jatman diserahkan kepada PBNU.