Unram-Bank NTB Syariah berhasil tingkatkan produktivitas jagung

id Bank NTB Syariah,Universitas Mataram,Program Arisa,Produksi Jagung

Unram-Bank NTB Syariah berhasil tingkatkan produktivitas jagung

Dari kiri - Ketua Tim Peneliti ARISA Prof I Komang Damar Jaya, Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Rahardjo, Rektor Universitas Mataram Prof Husni, dan Tim Peneliti ARISA DR Sudirman, kompak untuk mendukung program peningkatan produksi jagung di NTB. (Foto Antaranews NTB/ist)

Teknologi tanam baris ganda meningkatkan efisiensi penggunaan lahan sebesar 30 persen
Mataram (Antaranews NTB) - Para peneliti Universitas Mataram dan Bank Nusa Tenggara Barat (NTB) Syariah berhasil meningkatkan produktivitas tanaman jagung 10-14 ton per hektare di lahan kering miskin unsur hara.

Ketua Tim Peneliti ARISA Prof I Komang Damar Jaya di Mataram, Rabu, menyebutkan, peningkatan produktivitas jagung tersebut dilakukan melalui program Applied Research and Innovation Systems in Agriculture (ARISA).

Ia mengatakan, capaian produktivitas tanaman jagung hingga 14 ton per hektare tersebut terjadi di Labangka, Kabupaten Sumbawa. Sebelumnya, petani memperoleh hasil produksi 12 ton per hektare.

"Tetapi umumnya rata-rata produksi jagung melalui program ARISA di empat kabupaten sebanyak 10 ton per hektare pada kondisi tanah seperti di Jerowaru dan Labangka. Tetapi di Amor-Amor, dan Bayan, Kabupaten Lombok Utara dengan tanah miskin bahan organik dan banyak pasiran produksinya 9-10 ton, itu sudah luar biasa," katanya.

Program ARISA yang dibiayai oleh pemerintah Australia dimulai sejak 2016. Tim peneliti yang terlibat dalam program tersebut berjumlah lima orang, yakni Prof I Komang Damar Jaya, DR Sudirman, DR I Wayan Suadnya, DR I Wayan Sudika, dan Ir Rosmilawati, MS.

Damar Jaya mengatakan pihaknya telah mengintroduksi rekayasa teknologi dan rekayasa sosial melalui kemitraan petani jagung lahan kering untuk meningkatkan pendapatan petani.

Teknologi yag diintroduksi adalah teknik tanam jagung hibrida baris ganda untuk meningkatkan efisiensi cahaya matahari serta pemupukan berimbang dengan teknik tunggal.

Cara tersebut, menurut dia, mampu meningkatkan efisiensi lahan sebesar 30 persen. Jika dengan cara biasa, petani menanam benih sebanyak 20 kilogram untuk satu hektare, namun dengan teknik baris ganda hanya dibutuhkan lahan 0,7 hektare.

Sisa lahan 0,3 hektare dapat digunakan untuk menanam tanaman yang mempunyai umur lebih genjah, seperti kacang ijo, wijen atau kacang tanah untuk diversifikasi tanaman sebagai upaya strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.

"Teknologi tanam baris ganda meningkatkan efisiensi penggunaan lahan sebesar 30 persen," ujarnya.

Program ARISA, kata Damar Jaya, sudah disosialisasikan kepada 3.300 petani yang tersebar di Kabupaten Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara, dan Lombok Barat. Namun yang mau mengadopsi teknologi tersebut sebanyak 1.801 orang dari target 1.000 orang.

Dari total yang mengadopsi teknologi tanam jagung hibrida baris ganda, sebanyak 1.666 orang memperoleh kredit usaha rakyat (KUR) dari Bank NTB Syariah.

Total pendapatan petani jagung yang memperoleh KUR sebesar Rp18,38 miliar atau meningkat 156 persen dibandingan yang tidak menerima KUR dan tidak mengadopsi teknologi.

"Itu capaian yang luar biasa. Padahal kami hanya ditargetkan peningkatan pendapatan petani jagung lahan kering melalui program ARISA sebesar 30 persen," ucap Damar Jaya.

Melalui program kemitraan sektor publik dan swasta, pihaknya kemudian memperkenalkan kerja sama petani dengan Bank NTB Syariah, PT Syngenta Indonesia, pemerintah daerah, distributor pupuk bersubsidi dan pembeli jagung.

Unram berperan sebagai pendamping dan penyedia teknologi tanam jagung. Teknologi yang dikembangkan merupakan hasil penelitian panjang yang mencoba mendapatkan jarak tanam optimum untuk penanaman jagung hibrida.

"Kemitraan sektor publik swasta dan petani yang difasilitasi oleh universitas menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan tersebut," kata Damar Jaya.

Direktur Utama Bank NTB Syariah Kukuh Raharjo, menyebutkan total dana kredit usaha rakyat (KUR) yang sudah disalurkan kepada petani jagung yang terlibat dalam program ARISA sebanyak 1.666 orang dengan nilai mencapai Rp12 miliar.

Seluruh petani tersebut tersebar di Kecamatan Labangka di Kabupaten Sumbawa, Kecamatan Jerowaru di Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Bayan di Kabupaten Lombok Utara, dan Kecamatan Sekotong di Kabupaten Lombok Barat.

Pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah daerah dalam hal pengembangan dan peningkatan produksi jagung untuk kebutuhan nasional sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor.

Ia menambahkan upaya memberikan kemudahan pembiayaan tidak hanya kepada petani jagung, tetapi juga petani tanaman lainnya, para peternak dan sektor industri berbasis pertanian.

"Kami juga berkomitmen untuk lebih banyak berkontribusi mendukung upaya pemerintah daerah mempercepat proses pemulihan perekonomian pascagempa bumi yang terjadi beberapa bulan lalu," katanya. (*)