Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China mengecam penambahan perusahaan asal negara tersebut yaitu Tencent dan CATL ke dalam "daftar hitam" Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS).
"China menentang keras praktik AS yang melebih-lebihkan konsep keamanan nasional, membuat daftar diskriminatif dengan berbagai nama, dan mengejar perusahaan-perusahaan China untuk membendung pembangunan berkualitas tinggi di Tiongkok," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (7/1).
Kementerian Pertahanan AS mengumumkan pada Senin (6/1) bahwa Tencent, perusahaan raksasa internet dan hiburan, dan CATL produsen kendaraan mobil listrik, masuk dalam daftar "perusahaan militer China yang beroperasi di AS" yang diidentifikasi memiliki teknologi militer dan komersial.
Daftar hitam yang saat ini sudah mencakup 134 perusahaan sehingga Pentagon tidak dapat membuat kontrak dengan perusahaan-perusahaan dalam daftar tersebut mulai Juni 2026, dan mulai tahun 2027 tidak akan dapat memperoleh barang atau jasa yang menyertakan perusahaan-perusahaan tersebut dalam rantai pasokan mereka.
"Kami mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya, dan mengakhiri sanksi sepihak yang ilegal dan punya dampak hukum jangka panjang terhadap perusahaan-perusahaan China," tambah Guo Jiakun.
Hak rakyat China, ungkap Gu Jiakun, untuk melakukan pembangunan tidak boleh dirampas atau diabaikan.
"China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk dengan tegas membela hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China dan menegakkan haknya yang sah untuk pembangunan," tegas Guo Jiakun.
Pentagon juga mengumumkan perusahaan lain seperti China Overseas Shipping, (COSCO), pembuat "chip" Changxin Memory Technologies dan pembuat pesawat nirawak Autel Robotics.
Baca juga: Pemerintah China nantikan kontribusi aktif Indonesia sebagai anggota tetap BRICS
COSCO adalah perusahaan pelayaran terbesar di China dan salah satu yang terbesar di dunia. Juru bicara Tencent mengatakan masuknya perusahaan itu ke dalam "daftar hitam" adalah suatu kesalahan karena bukan merupakan perusahaan atau pemasok barang militer.
Baca juga: Progres relasi Pemerintah Indonesia-China
Sedangkan juru bicara CATL mengatakan bahwa perusahaan tersebut "tidak pernah terlibat dalam bisnis atau aktivitas yang berhubungan dengan militer". Pada 2021, perusahaan produk elektronik China "Xiaomi" berhasil menggugat Pentagon agar dihapus dari daftar hitam setelah menyatakan di pengadilan federal bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki hubungan dengan militer China.
Namun perang dagang China dan AS masih terus berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.