Awal Juni 2025, NTB masih peluang terjadi hujan

id Cuaca hujan ,NTB,BMKG ,2025,Hujan ntb

Awal Juni 2025, NTB masih peluang terjadi hujan

Pengendara saat melintas di jalan raya ketika terjadi hujan di wilayah NTB. ANTARA/Akhyar Rosidi

Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca hujan di awal Juni 205 masih berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

"Potensi hujan di NTB mulai berkurang pada peralihan musim hujan menuju musim kemarau 2025," kata Prakirawan BMKG NTB Ummi Maulidita dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Minggu.

Pada dasarian I Juni 2025 (01 - 10 Juni) terdapat peluang curah hujan >20 mm/dasarian sebesar 50 persen hingga 90 persen yang terjadi di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat.

"Peluang curah hujan >50 mm/dasarian sebesar 10-40 persen terjadi di Pulau Lombok, Sumbawa Barat, sebagian kecil Sumbawa, sebagian Dompu dan sebagian Bima," katanya.

Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO pada dasarian terakhir menunjukkan IOD berada pada kategori Netral dengan indeks -0.15, fase IOD Netral diprediksi akan bertahan hingga semester kedua tahun 2025.

Baca juga: Potensi hujan masih terjadi di awal musim kemarau di NTB

Sementara itu, anomali SST di Nino3.4 menunjukkan indeks sebesar -0.18, kondisi ini mengindikasikan ENSO Netral dan diprediksi akan tetap Netral hingga semester kedua tahun 2025.

Di sebagian besar Indonesia masih didominasi angin barat. Angin timur terlihat di Jawa bagian timur, Kalimantan bagian utara, Sulawesi, Bali, NTB, dan NTT. Suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dibandingkan normalnya dengan anomali berkisar +0.355 oC.

"MJO dalam kondisi tidak aktif dan diprediksi kembali aktif pada akhir Mei 2025," katanya.

Baca juga: Penanganan masalah sumber air lahan pertanian di NTB dipercepat

Saat ini sebagian wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau. Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir dan tanah longsor.

"Selain itu, masyarakat dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya," katanya.*

Baca juga: NTB mulai masuk peralihan musim hujan ke kemarau 2025

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.