Rupiah diprediksi melemah menyusul kontraksi aktivitas manufaktur China

id Tarif Trump,Trump,Rupiah,Rupiah Hari Ini,Manufaktur China,rupiah melemah

Rupiah diprediksi melemah menyusul kontraksi aktivitas manufaktur China

Petugas perbankan menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt/aa.

Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi nilai tukar (kurs) rupiah melemah karena aktivitas manufaktur di China mengalami kontraksi.

“Data dari China barusan dirilis yang menunjukkan aktivitas manufaktur di China secara mengejutkan turun dan terkontraksi di 48.3, di bawah perkiraan untuk ekspansi 50.6. Data ini bisa melemahkan rupiah lebih jauh,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pelemahan ini besar kemungkinan dipengaruhi perang tarif antara China dengan AS.

Mengutip Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump disebut menuduh China melanggar kesepakatan dagang baru-baru ini yang berpotensi membuat perdagangan global kembali ke dalam ketidakpastian. Trump sendiri tak menyebutkan secara spesifik pelanggaran apa saja yang telah dilakukan oleh China.

Adapun China dengan tegas menolak tuduhan Trump bahwa negara itu melanggar ketentuan kesepakatan dagang pada pertengahan Mei 2025 di Jenewa, Swiss. Kementerian Perdagangan China mengatakan tuduhan Trump tak masuk akal, dan Beijing akan terus melindungi kepentingannya.

Baca juga: Kurs rupiah hari ini melemah jadi Rp16.290 per dolar AS

Ketegangan tersebut meningkatkan kekhawatiran hubungan dagang antara keduanya memburuk. Hal ini terutama pasca kritik berulang China terhadap kontrol AS pada ekspor artificial intelligence chip, menghentikan penjualan perangkat lunak desain chip (electronic design automation) ke China, dan mengumumkan pencabutan visa untuk pelajar China,

Karena itu, dikhawatirkan tidak ada kesepakatan perdagangan yang langgeng akan tercapai dalam waktu dekat.

Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington Liu Pengyu menegaskan bahwa pihaknya mendesak AS segera memperbaiki tindakan yang keliru, menghentikan pembatasan diskriminatif terhadap China, dan menegakkan konsensus yang dicapai pada pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa.

AS dan China telah menangguhkan tarif pembalasan selama 90 hari dan saling menurunkan tarif sebesar 115 persen. Tarif bea masuk AS terhadap China akan diturunkan menjadi 30 persen dari 145 persen, sementara tarif China terhadap AS dipotong menjadi 10 persen dari 125 persen mulai 14 Mei.

Baca juga: Rupiah melemah dipengaruhi optimisme terkait negosiasi tarif AS-UE

Pada pagi ini, Lukman melaporkan bahwa USD terpantau rebound karena investor mengantisipasi potensi perubahan sikap Trump sebelum penerapan kenaikan tarif baja dan aluminium pada Rabu (4/6).

Pada Jumat (30/5), Trump mengumumkan kenaikan besar tarif impor baja dan aluminium dengan menggandakan tarif dari 25 persen menjadi 50 persen sebagai langkah melindungi industri dalam negeri Amerika.

Trump berpendapat bahwa kenaikan ini akan menutup celah yang selama ini dimanfaatkan para pesaing asing untuk melewati tarif sebelumnya. Di hadapan para investor sektor baja, Presiden AS menyatakan tarif sebesar 25 persen masih belum mampu mengamankan industri tersebut dari para pesaing. Namun, dengan tambahan tarif menjadi 50 persen, Trump yakni tidak ada lagi yang melewati tarif sebelumnya.

“(Rebound ini) sebagian juga oleh aksi profit taking, mengingat dinamika tarif yang berubah-ubah selama ini,” ujar dia.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, rupiah diperkirakan berkisar Rp16.200-Rp16.300 per dolar AS pada hari ini.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa pagi di Jakarta melemah sebesar 37 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.253 per dolar AS.

Baca juga: Kurs rupiah hari ini melemah jadi Rp16.295 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah diperkirakan bergerak mendatar Selasa ini
Baca juga: Rupiah menguat jadi Rp16.246 per dolar AS Selasa ini

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.