POLDA NTB: BRIPTU ARYA TERKENA PELURU NYASAR

id

          Mataram, 25/8 (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan Briptu Arya Utama (25), anggota Polsek Empang Polres Sumbawa, terkena peluru nyasar, bukan ditembak oleh orang yang diduga anggota Brimob.

         "Sesuai hasil penyelidikan, Briptu Arya terkena peluru nyasar saat sedang duduk di beranda Kantor Penggadaian Kecamatan Empang, Sumbawa, Senin (24/8) sekitar pukul 01.45 Wita," kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husein, kepada wartawan di Mataram, Selasa.

         Dengan demikian, kata Sukarman, Briptu Arya gugur saat menjalankan tugas menjaga kantor pegadaian bersama seorang satpam dan karyawan pegadaian tersebut.

         Sukarmen kemudian menjelaskan kronologi peluru nyasar itu yang diawali dari kepemilikan senjata api (senpi) hingga terjadi letusan senjata dan mengenai bagian leher Briptu Arya itu.

         Sebelum insiden itu mencuat, Semba Mabe (Kepala Desa SP1 Periode Plampang, Sumbawa, bersama enam orang rekannya pergi berburu babi hutan di Dusun Krongkang, Desa Banda, Kecamatan Empang, menggunakan truk berwarna kuning dengan Nomor Kepolisian (Nopol) DR 8910 AZ.

         Dalam aksi perburuan itu Semba Mabe didampingi enam orang rekannya masing-masing berinisial TN (supir) dan SG (sniper) serta empat orang lainnya yakni SN, SH, AS dan MR.  
    "Saat pulang bersama enam ekor hasil buruan itu insiden peluru nyasar itu terjadi hingga menewaskan anggota polisi itu," ujar Sukarman.

         Ia juga menjelaskan bahwa senpi yang mengeluarkan peluru nyasar itu merupakan milik Semba Mabe, namun saat itu dipegang oleh MR sambil berbaring di bak truk dengan posisi popor senjata diapit di kedua paha dan larasnya diletakan disamping kepalanya.

         Saat truk yang mereka tumpangi itu melintas di depan Kantor Pegadaian Empang, secara tidak sengaja senjata api jenis Reimington (senjata berburu) itu mengeluarkan letusan dan pelurunya menembus bak truk dan mengenai pagar besi kantor pegadaian Empang kemudian mengenai leher bagian kanan Briptu Arya, namun truk itu terus melaju ke arah Kota Sumbawa Besar.

         "Itu terjadi secara kebetulan dan polisi yang terkena tembakan itu sempat dilarikan ke Puskesmas Empang namun nyawanya tak tertolong," ujarnya.

         Menurut Sukarman, penyidik polri mengetahui sumber letusan senjata dan truk itu setelah melakukan penyelidikan dan pengejaran.

         Sukarman juga menegaskan bahwa tidak ada oknum Brimob Polda NTB yang terlibat dalam insiden letusan senjata api itu, namun ia membenarkan kalau ada oknum Brimob Polda NTB yang tengah diperiksa di Polres Sumbawa.

         Oknum Brimob Polda NTB itu juga pergi berburu menggunakan truk lain dan lebih dulu berangkat.

         "Oknum Brimob itu masih diperiksa karena pelanggaran disiplin yakni pergi berburu tanpa izin pimpinannya," ujarnya.

         Kendati demikian, Sukarman menyimpulkan bahwa kejelasan penyebab kematian Briptu Arya akan terungkap setelah tim forensik merampungkan proses otopsi yang dilaksanakan di Ruang Jenasah RSU Provinsi NTB sejak Selasa (25/8) siang.(*)