Jakarta, 26/8 (ANTARA)- Memasuki bulan Agustus, jumlah peserta Indigo Fellowship yang telah menggali dan mendaftarkan ide-ide kreatifnya melalui situs PlasaIndigo.com ini telah menembus angka 550. Sementara jumlah submission Abstraksi Ide Kreatif 153 dan Karya Cipta Kreatif mencapai 90 buah.
Setiap minggunya, jumlah peserta baru yang masuk mencapai ratusan. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah cepat, mengingat pada kompetisi-kompetisi sebelumnya, para peserta cenderung menunggu hingga batas waktu sebelum mulai mendaftarkan karya-karyanya.
Indigo Fellowship 2009, sebuah program yang dirancang dan digagas oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) bagi insan kreatif Indonesia dalam mengembangkan kewirausahaan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sesuai dengan tema “For Brighter Digitalpreneur”, Indigo Fellowship yang diluncurkan pada 25 Mei 2009 bertujuan mencetak para wiraswasta bidang digital (Digitalpreneur).
"Memang belum semua peserta melakukan submit ide atau karyanya, mengingat batas waktu yang masih ada hingga 31 Agustus 2009," ujar Vice Presiden Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia.
Menurut Eddy Kurnia, minat yang tinggi ini tidak mengejutkan jika mengamati komunitas kreatif digital di Indonesia yang sedang berada di puncak dinamikanya di Tahun Industri Kreatif 2009 ini. Seolah saling berkompetisi, komunitas kreatif di berbagai kota, di berbagai tingkat, dan di berbagai sektor industri kreatif aktif membentuk forum kerjasama, baik dalam bentuk forum diskusi, koordinasi pengembangan platform dan produk, hingga kerja sama pengembangan bisnis.
"Program Indigo Fellowship dari Telkom Group ini seolah menjadi bahan bakar baru yang makin membakar semangat komunitas kreatif Indonesia untuk lebih meningkatkan sinergi mereka dalam menyusun produk dan kreasi yang lebih inovatif," jelas Eddy Kurnia.
Untuk mensosialisasikan Program Indigo Fellowshio, Telkom Group melakukan komunikasi langsung ke komunitas-komunitas kreatif hingga promosi melalui media, termasuk melalui SMS broadcast. Radio talkshow dilaksanakan di berbagai kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, hingga Denpasar. Seminar tentang creativepreneurship dan program-program Indigo dilaksanakan di kampus-kampus, dari kota pendidikan seperti Yogyakarta, hingga daerah terpencil seperti Parungpanjang.
Menurut Eddy Kurnia, yang lebih menarik daripada jumlah yang cukup besar adalah kualitas ide dan kreasi para peserta yang cukup menggembirakan. Banyak ide yang dinilainya inovatif serta layak untuk dikembangkan menjadi bisnis kreatif digital yang potensial. Ide-ide yang masuk, selain memiliki potensi dalam hal menghasilkan revenue, juga memiliki terobosan dalam pemeliharaan lingkungan hidup, serta berpotensi turut memajukan ekonomi negara.
Corporate Social Responsibility
Dijelaskan Eddy Kurnia, Telkom memang tertarik membidik kreator industri kreatif karena potensi keuangan yang diraih industri ini cukup besar. Untuk mengembangkan industri kreatif tersebut Telkom menyiapkan dana sampai dengan Rp 15 milyar yang diambil dari anggaran Corporate Social Responsibility (CSR).
"Indigo Fellowship merupakan bagian tanggung jawab sosial Telkom terhadap masyarakat yang diarahkan membangun generasi bangsa lebih cerdas dan kreatif," kata Eddy Kurnia. Indigo (Indonesia Digital Community) bertujuan membangun creativepreneur bidang industri kreatif. Selain itu, menjadi inkubasi bisnis dalam rangka link and match startup bisnis ke dalam industri kreatif ICT serta menjalin ide dan karya kreatif dalam memajukan bangsa.
Kehadiran program Indigo diharapkan dapat melahirkan tokoh dan industri maupun bisnis kreatif di bidang digital sehingga tumbuh lebih cerah dan terus berkembang. Menurutnya, Indigo Fellowship 2009 merupakan salah satu rangkaian program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom Group di bidang informasi dan komunikasi teknologi.
"Jadi ICT atau Information and Communication Technology itulah yang dikemas dalam bentuk Indigo Digital Community," terangnya. Dia menambahkan, yang terpenting bagi Telkom bagaimana menumbuhkan potensi anak bangsa dalam hal industri kreatif digital bisa terwadahi dan memperoleh wadah yang layak sehingga bisa memberi kontribusi untuk bangsa.
Ia juga berharap, dalam suasana HUT ke-64 Republik Indonesia, bangsa Indonesia bisa mengangkat sebanyak mungkin potensi yang dimiliki sekaligus membangun kepercayaan terhadap kemampuan bangsa sendiri.(*)