Mataram (ANTARA) - Gelombang aksi yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Nusa Tenggara Barat, menyisakan duka sekaligus keprihatinan. Kerugian material, korban jiwa, hingga rusaknya fasilitas umum menjadi pengingat bahwa anarkisme hanya menambah luka, bukan menghadirkan jawaban.
Di tengah situasi ini, suara dari para tokoh agama dan masyarakat menjadi cahaya penuntun. Seruan Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PB NW) agar seluruh warga bangsa tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan mengedepankan dialog, berpadu dengan sikap Laskar Sasak yang menekankan pentingnya menyampaikan aspirasi secara damai, bermartabat, serta memberi kritik dan masukan yang konstruktif. Begitu pula dengan instruksi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menegaskan komitmen menjaga stabilitas nasional, serta imbauan ormas Islam dalam pertemuan dengan Presiden untuk bahu-membahu menenangkan masyarakat.
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Membaca makna dibalik api DPRD NTB
Pesan mereka sesungguhnya satu: jalan damai harus ditempuh bersama, dan kekerasan tidak pernah menjadi solusi. Aspirasi rakyat adalah hak yang dijamin konstitusi, tetapi cara menyuarakannya harus menjunjung nilai kemanusiaan. Aparat dan pemerintah pun dituntut untuk hadir dengan sikap humanis, adil, dan solutif, bukan reaktif semata.
Namun, imbauan tidak cukup jika tidak diiringi dengan langkah nyata. Lembaga nonpemerintahan—mulai dari ormas, lembaga pendidikan, hingga tokoh adat dan pemuda—perlu mengambil peran lebih besar dalam menjadi penengah, fasilitator dialog, sekaligus pengawal aspirasi agar tetap berada dalam koridor damai. Dari masjid, madrasah, kampus, hingga ruang-ruang komunitas, nilai kebersamaan harus terus disuarakan.
Yang lebih mendesak adalah merumuskan solusi nyata atas persoalan yang melatari keresahan rakyat: ketidakmerataan pembangunan, lapangan kerja yang terbatas, hingga kebijakan yang belum berpihak penuh pada masyarakat. Lembaga nonpemerintahan dapat menjadi mitra kritis sekaligus mitra konstruktif bagi pemerintah dalam menghadirkan perbaikan bersama.
Indonesia, termasuk NTB, tidak boleh dibiarkan terjebak dalam lingkaran kemarahan dan kerusuhan. Saatnya seluruh elemen bangsa—pemerintah, ormas, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat—bersatu menjaga kedamaian, memperkuat persaudaraan, serta menghadirkan solusi yang menyejukkan. Hanya dengan jalan itu, cita-cita besar bangsa akan tetap terjaga.
Baca juga: Terpopuler: PB NW serukan persatuan, pengamanan aksi demo, harga emas turun hingga Laskar Sasak minta pemda tegas respons aspirasi rakyat
Baca juga: PB NW serukan persatuan di tengah gelombang aksi unjuk rasa
Baca juga: Laskar Sasak serukan aksi damai, Ingatkan aparat dan pemerintah berbenah
Baca juga: Instruksi PBNU kader NU harus jaga persatuan bangsa
