Tajuk ANTARA NTB - NW: Menjaga tradisi, menyongsong zaman

id Tajuk ANTARA NTB,NW,nahdatul wathan,Tradisi ilmu .lombok,indonesia

Tajuk ANTARA NTB - NW: Menjaga tradisi, menyongsong zaman

Logo Nahdlatul Wathan (NW) (ANTARA HO-wikipedia)

Mataram (ANTARA) - Di Lombok Timur, di tengah perbukitan dan desa yang tenang, lahirlah cahaya yang menyinari generasi muda. Cahaya itu bernama Nahdlatul Wathan (NW).

Didirikan pada 1 Maret 1953 oleh Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, NW lahir dari satu semangat sederhana tapi kuat: mencerdaskan anak-anak, menebar nilai agama, dan memberdayakan masyarakat. Dari pesantren kecil di Pancor, organisasi ini kini menjadi kekuatan sosial, pendidikan, dan budaya yang membentuk wajah NTB.

Sejak awal, pendidikan menjadi denyut jantung NW. Ribuan madrasah dan pesantren berdiri dari Lombok hingga Sumbawa, menanamkan ilmu agama, akhlak mulia, dan pengetahuan umum. Santri diajari Al Quran, fikih, bahasa, sains, dan matematika, sehingga mereka siap menghadapi dunia modern tanpa kehilangan akar budaya.

Di tingkat perguruan tinggi, NW mengelola IAIH Pancor, Universitas Hamzanwadi, dan IAIH Anjani, menjembatani pendidikan agama dan ilmu modern. Banyak alumninya kini menjadi guru, aktivis, pejabat, dan pemimpin masyarakat, membawa semangat NW ke seluruh pelosok NTB.

Perjalanan NW tidak selalu mulus. Dinamika internal membawa organisasi ke babak baru, yaitu munculnya dua pusat kepengurusan besar: NW Pancor dan NW Anjani.

NW Pancor fokus mengembangkan IAIH Pancor dan Universitas Hamzanwadi, sedangkan NW Anjani mengelola IAIH Anjani dan jaringan madrasah di berbagai daerah.

Meski berbeda struktur, kedua cabang tetap menjaga semangat yang sama yakni mendidik generasi, memberdayakan masyarakat, dan menebar manfaat sosial. Perbedaan ini justru memperluas jangkauan NW, sehingga cahaya pendidikan dan sosialnya sampai ke lebih banyak masyarakat.

Selain pendidikan, NW dikenal karena dakwahnya yang menyentuh hati. Pengajian rutin di desa-desa menggunakan bahasa dan budaya lokal, membuat pesan agama mudah diterima.

Saat gempa Lombok 2018 mengguncang, NW bergerak cepat membuka posko bantuan, menyalurkan logistik, dan menenangkan masyarakat. Aksi nyata ini menunjukkan bahwa dakwah NW tidak hanya di mimbar, tapi hadir langsung di tengah penderitaan dan kehidupan sehari-hari.

Kiprah NW juga terlihat dalam budaya dan kegiatan sosial. Pawai taaruf, festival, dan perayaan Hari Jadi NW menanamkan rasa kebangsaan sekaligus melestarikan tradisi lokal.

Program beasiswa, pelatihan kewirausahaan santri, dan seminar moderasi beragama menjadi bukti bahwa NW tetap relevan di era modern. Dari Pancor hingga Anjani, cahaya NW terus menyinari generasi muda, membentuk karakter, dan menebar manfaat sosial yang nyata.

Nahdlatul Wathan adalah cerita tentang harapan, pendidikan, dan kepedulian. Ia menunjukkan bahwa organisasi lokal bisa membawa perubahan nasional.

Warisan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid hidup dalam setiap madrasah, pesantren, kampus, dan hati masyarakat NTB. Di Tanah Seribu Masjid, cahaya NW terus menembus generasi muda, membentuk masa depan, dan meneguhkan cinta tanah air.

Baca juga: Tajuk - Seabad Muhammadiyah di NTB: Dari surau ke kiprah Global
Baca juga: Tajuk - NU NTB: Dinamis dan mendobrak
Baca juga: Tajuk: Jejak hoaks di NTB, Media lokal jadi garda terakhir
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Tambang dan tanggung jawab sosial berkelanjutan
Baca juga: Tajuk: Hilirisasi garam NTB, Tantangan atau peluang?
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Garasi jadi paripurna, Aspirasi jangan terbakar lagi

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.