Sutradara menceritakan proses produksi penuh eksperimen "Pelangi di Mars"

id Pelangi di Mars,film fiksi ilmiah,film indonesia

Sutradara menceritakan proses produksi penuh eksperimen "Pelangi di Mars"

(Ka-Ki) Penulis skenario Alim Sudio, Sutradara Upi Guava, aktris Messi Gusti, Produser Dendy Reynando dari Mahakarya Pictures, Produser Rendy Gunawan dari MBK Production, dan Direktur Utama PT Produksi Film Negara (Persero) Riefian Fajarsyah berpose dalam konferensi pers peluncuran cuplikan film "Pelangi di Mars" di Jakarta, Senin (24/11/2025). (ANTARA/Abdu Faisal)

Jakarta (ANTARA) - Sutradara Upi Guava menceritakan proses produksi yang penuh eksperimen dalam pembuatan film fiksi ilmiah "Pelangi di Mars", yang diproyeksikan bisa ditayangkan di bioskop tahun 2026.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, dia menuturkan bahwa pembuatan film fiksi ilmiah berlatar masa depan itu mencakup penerapan alur kerja kompleks yang melibatkan penggunaan teknologi Extended Reality (XR).

Tim pembuat film juga menggunakan perangkat lunak seperti Unreal Engine untuk menghadirkan latar Planet Mars dalam bentuk tiga dimensi, yang kemudian diproyeksikan untuk menampilkan interaksi aktor dengan latar belakang.

"Prosesnya sebenernya seperti bikin game. Lokasi Mars kita bikin seperti maps game Fortnite atau Roblox atau GTA gitu. Kita bikin planet Mars full. Kita bikin gedung-gedungnya, bikin ruangan-ruangan di situ. Nah, 3D itu yang kita proyeksikan ke background, ke LED," Upi menjelaskan.

"Jadi, saat kita mau syuting, oke syuting lokasi apa? Misalnya, lokasi gedung A gitu. Tinggal kita loading file-nya ke gedung A. Pilih background. Nanti dia akan kita pilih background-nya. Jadi bisa dibilang tuh seperti syuting asli," ia menambahkan.

Pembuatan film juga melibatkan proses Motion Capture untuk mempercepat perekaman gerakan animasi robot Batik, Kimchi, Yoman, dan Petya (Rusia).

Produser Dendy Reynando mengatakan bahwa tim pembuat film banyak bergantung pada pengetahuan Upi Guava karena belum pernah mengikuti alur proses produksi fiksi ilmiah dengan kerumitan seperti dalam pembuatan film "Pelangi di Mars."

Baca juga: Film "Pangku" meraih empat piala FFI 2025

Pembuat film menggunakan teknologi untuk mendukung penyampaian narasi "Pelangi di Mars."

Film ini bercerita tentang Pelangi, anak perempuan yang memiliki status unik sebagai manusia pertama yang lahir dan tumbuh besar di Planet Mars, serta konflik yang dihadapi koloni manusia di planet merah.

Penulis skenario Alim Sudio menggunakan latar waktu tahun 2090 dalam cerita tersebut.

Baca juga: Kemenekraf hadirkan "Bicara Film" perkuat ekosistem perfilman

"Dunia yang dibangun di film ini kan secara background itu 2090. Jadi, ini adalah dunia yang tidak kita inginkan," kata Upi.

Ia menuturkan, cerita "Pelangi di Mars" berlatar Planet Mars tahun 2090, ketika keputusan-keputusan manusia yang salah membuat bumi tidak lagi layak ditinggali dan manusia membentuk koloni-koloni di Planet Mars.

Direktur Utama PT Produksi Film Negara (Persero) Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen menyatakan bahwa perusahaannya mendukung penggarapan, pemasaran, hingga distribusi film tersebut.

Pemeran film "Pelangi di Mars" antara lain Messi Gusti (Pelangi), Lutesha (Pratiwi), dan Rio Dewanto (Banyu).


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.