Jakarta (ANTARA) - Survei PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat aktivitas bisnis UMKM pada triwulan III-2025 masih berada pada fase ekspansi sebagaimana tercermin dari Indeks Bisnis UMKM periode tersebut yang berada di level 101,9.
Sebagai informasi, nilai indeks di atas 100 menunjukkan persepsi positif lebih dominan dibandingkan persepsi negatif. Sebaliknya, apabila nilai indeks berada di bawah 100, hal tersebut mencerminkan bahwa jumlah responden yang memberikan jawaban negatif lebih banyak dibandingkan dengan yang memberikan jawaban positif.
Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa ekspansi bisnis UMKM tersebut ditopang oleh kombinasi faktor yang saling menguatkan.
“Harga barang input yang relatif stabil dan mudah didapat, serta kondisi cuaca yang kondusif mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian dan hasil tangkapan ikan nelayan,” kata Akhmad.
Tak hanya itu, peningkatan harga jual komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan turut mendorong kenaikan omzet pada sektor-sektor tersebut. Aktivitas proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun juga memberikan dorongan signifikan, terutama bagi sektor konstruksi.
Selanjutnya, normalisasi aktivitas masyarakat setelah momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta libur sekolah pun semakin memperbaiki kinerja UMKM yang beroperasi di sekitar lingkungan kerja dan sekolah.
Dengan beragam faktor pendukung tersebut, pelaku UMKM memandang prospek usaha pada triwulan IV-2025 akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya, tercermin dari peningkatan Indeks Ekspektasi Bisnis yang meningkat menjadi 120,7 dari 116,5 pada triwulan III-2025.
Kondisi rentabilitas usaha atau kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu tercatat menurun, dengan indeks 99,3 pada triwulan II-2025 menjadi 92,4 pada triwulan III-2025. Penurunan Indeks Kondisi Rentabilitas sejalan dengan penurunan omset usaha dan kenaikan harga barang input (terutama pada sektor industri pengolahan) dan harga barang dagangan (pada sektor perdagangan) sehingga menekan volume penjualan dan menggerus keuntungan usaha.
Baca juga: Alasan pimpinan KPK bertemu saksi kasus mesin EDC bank
Hal itu, menurut survei BRI, tentu akan berdampak pada kemampuan pebisnis UMKM untuk membayar angsuran pinjaman tepat waktu. Sementara itu, kegiatan investasi masih meningkat sejalan dengan ekspektasi kegiatan usaha yang akan membaik ke depan.
Menyongsong triwulan IV-2025, Akhmad menjelaskan bahwa indeks ekspektasi semua komponen menguat karena kemungkinan adanya peningkatan permintaan pada perayaan Nataru, belanja pemerintah yang makin pesat pada akhir tahun, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik.
Dari segi sektoral, sektor konstruksi mencatat kinerja paling kuat (indeks 112,0 pada triwulan III-2025), ditopang semakin maraknya proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun.
Sektor pertanian juga menunjukkan akselerasi ekspansi (indeks 107,8 pada triwulan III-2025) seiring harga input yang terjangkau dan musim kemarau basah yang meningkatkan produktivitas pada tanaman padi dan hortikultura, ditambah dengan harga jual produk pertanian yang menarik mendorong omset usaha membaik.
Baca juga: Menteri PKP mdeminta BRI sosialisasikan masif FLPP dan KUR Perumahan
Selanjutnya, Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM berada di angka 111,9 pada triwulan III-2025, menandakan lebih banyak pelaku usaha yang memberikan penilaian “baik” dibanding “buruk”.
Ekspektasi pelaku UMKM untuk triwulan IV-2025 juga menguat mencapai 134,8 dari triwulan sebelumnya yang hanya 133,3 poin, ditunjang oleh keyakinan terhadap prospek sektor usaha, prospek usaha responden, serta prospek perekonomian nasional.
Dengan kondisi bisnis UMKM yang masih ekspansif serta prospek perekonomian yang diperkirakan makin membaik ke depan, pebisnis UMKM tetap memberikan penilaian yang tinggi terhadap kemampuan pemerintah menjalankan tugas-tugas utamanya, yang tercermin pada Indeks Kepercayaan Pelaku (IKP) UMKM yang tetap tinggi di level 121,1.
Untuk diketahui, survei dilaksanakan oleh BRI Research Institute pada 21 September sampai dengan 4 Oktober 2025. Survei tersebut melibatkan 7.064 responden yang merupakan debitur UMKM BRI dari berbagai sektor ekonomi dan tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified systematic random sampling yang dapat merepresentasikan keberagaman sektor usaha, wilayah provinsi, dan skala usaha dari pelaku UMKM.
