Ratusan pohon mati di Lombok Barat ditebang

id Lombok Barat,pohon mati

Ratusan pohon mati di Lombok Barat ditebang

Ilustrasi - Jalan raya di Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, NTB, terputus akibat longsor yang terjadi ketika hujan lebat mengguyur daerah tersebut beberapa hari lalu. (ANTARA/Humas Pemkab Lombok Barat)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menebang seratusan batang pohon mati yang tersebar di seluruh ruas jalan karena membahayakan keselamatan manusia.

"Kami mendeteksi ada 314 batang pohon yang mati dan membahayakan pengguna jalan. Sampai kemarin sudah seratusan batang pohon yang sudah dipotong, tinggal empat pohon yang sangat mendesak untuk segera dipotong. Kami pastikan dipotong dalam waktu dekat," kata Kepala Bidang Pertamanan Disperkim Kabupaten Lombok Barat, Saefullah, di Gerung, Jumat.

Hal tersebut dijelaskan dalam rapat bulanan Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) yang membahas tindak lanjut aduan masyarakat.

Pihaknya juga menerima permohonan dari desa yang ingin memanfaatkan pohon-pohon yang mati di ruas jalan di wilayahnya. Sekitar 35 pohon dalam posisi miring yang harus ditebang di ruas jalan tersebut.

"Baru Desa Golong yang mengajukan surat permohonan untuk menebang sendiri pohon-pohon mati di ruas jalan Desa Golong sampai Desa Keru. Kami mempersilakan karena akan dimanfaatkan untuk bahan pembangunan masjid atau kantor desa," ujarnya.

Berdasarkan data, kata Saefullah, terdapat 16.000 batang pohon yang tumbuh menjadi pohon pelindung di seluruh ruas jalan di Lombok Barat.
Dari jumlah tersebut, 1.800 pohon tumbuh secara miring dan harus dirapikan, sedangkan 314 batang yang mati.

Namun, upaya untuk merapikan pohon-pohon tersebut terkendala kurangnya anggaran.

"Kami hanya memiliki dana sebesar Rp25 juta untuk merapikan seluruh pohon sepanjang ruas jalan di Lombok Barat," katanya.

Selain masalah pohon mati, dalam rapat bulanan FLLAJ Kabupaten Lombok Barat juga membahas tindak lanjut aduan masyarakat lainnya yang diterima pada Maret dan April 2019.

"Ada 27 aduan selama dua bulan ini, baik yang disampaikan langsung maupun melalui media sosial. Kita himpun, kita bahas, dan kita tindaklanjuti semua sesuai dengan tugas fungsi sektor yang membidangi," kata Ketua Kelompok Kerja FLLAJ Kabupaten Lombok Barat Dayu Sidemen.

Pada April 2019, kata dia, yang akan ditindaklanjuti dalam rapat bulanan FLLAJ ada 11 aduan dan terbanyak masalah infrastruktur jalan yang rusak akibat tingginya volume hujan selama April.

Salah satunya, kata Dayu, ruas jalan penghubung antara Desa Sesaot dan Desa Pakuan yang mengalami kerusakan lebih dari 50 meter dan diadukan melalui akun Facebook.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Desa Sesaot Yuni Hariseni mengatakan jalan di daerahnya juga pernah rusak, tetapi tidak separah sekarang ini karena seluruh badan jalan longsor. Hal itu disebabkan hujan yang lebat beberapa waktu lalu.

"Masalah tersebut membutuhkan penanganan besar karena di bawah juga ada cerukan dalam dan saluran air," kata perempuan satu-satunya yang menjadi kepala desa di Lombok Barat itu.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Lombok Barat Hambali mengakui adanya persoalan tersebut.

Pihaknya sudah melihat langsung kerusakan jalan yang dimaksud dan sudah menyusun berapa kerugian serta biaya untuk merehabilitasi jalan tersebut, yakni paling sedikit Rp500 juta.