Kapal perang AS berlayar di Laut China Selatan bersengketa

id Kapal perang

Kapal perang AS berlayar di Laut China Selatan bersengketa

Sejumlah pasukan pertahanan Australia dan beberapa negara berbaris berjajar pada dek helikopter Kapal Perang Australia HMAS Canberra ketika memasuki Perairan Jakarta, Sabtu (18/5/2019). Kunjungan dua kapal perang Australia yakni HMAS Canberra dan HMAS Newcastle dalam rangka tujuan akhir dari misi Angkatan Laut Australia dalam kegiatan 'Indo-Pasific Endeavour 2019' dalam memperdalam kerja sama Australia dengan pasukan keamanan kawasan, termasuk Indonesia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Mataram (ANTARA) -  Militer Amerika Serikat mengakui salah satu kapal perangnya berlayar di dekat pulau Scarborough Shoal yang diklaim China di Laut China Selatan bersengketa pada Minggu.   

Langkah tersebut sepertinya membuat Beijing geram saat hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia itu semakin memanas.

Perairan ramai tersebut menjadi salah satu titik nyala dalam kemitraan AS-China, selain perang dagang, sanksi AS dan Taiwan.

China bersikap lebih agresif dalam perang dagangnya dengan Amerika Serikat pada Jumat. Pembicaraan alot yang berakhir pekan lalu sepertinya membuat Beijing mengungkapkan tarif balasan baru untuk AS.

Kapal perusak Preble AS menggelar operasi, kata juru bicara militer AS kepada Reuters.

"Kapal Preble berlayar dalam jarak 12 mil dari Scarborough Reef guna menantang klaim maritim yang berlebihan dan mempertahankan akses ke jalur perairan sebagaimana yang diatur oleh hukum internasional," kata Komandan Clay Doss, Juru bicara Armada Ketujuh.

Aksi kapal Preble merupakan operasi militer AS kedua di Laut China Selatan sejak bulan lalu. Pada Rabu, kepala Angkatan Laut AS mengatakan kebebasan navigasi di Laut China Selatan bersengketa menarik lebih banyak perhatian.

Operasi tersebut merupakan upaya terbaru untuk melawan yang menurut Washington sebagai upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi di perairan strategis, tempat China, Jepang, dan beberapa angkatan laut Asia Tenggara beroperasi.