Pelatih Aljazair tegaskan yang melumat Tanzania bukan tim cadangan

id tim nasional Aljazair Islam Slimani

Pelatih Aljazair tegaskan yang melumat Tanzania bukan tim cadangan

Penyerang tim nasional Aljazair Islam Slimani (kiri) merayakan golnya ke gawang Tanzania didampingi rekannya Andy Delort dalam laga pamungkas penyisihan Grup C Piala Afrika 2019 di Stadion Al Salam, Kairo, Mesir, Senin (1/7/2019) setempat. (ANTARA/AFP/Javier Soriano)

Mataram (ANTARA) -  Pelatih tim nasional Aljazair Djamel Belmadi menegaskan dia tidak menurunkan tim cadangan ketika melumat Tanzania 3-0 dalam laga pamungkas penyisihan Grup C Piala Afrika 2019 di Stadion Al Salam, Kairo, Mesir, Selasa dini hari WIB.

Belmadi memang mengistirahatkan sejumlah pemain bintangnya seperti Riyad Mahrez dan Baghdad Bounedjah dalam pertandingan tersebut, mengingat Aljazair sudah memastikan diri lolos dan menjuarai Grup C.

Ia bahkan mengubah skema 4-1-4-1 yang dipakai pada dua laga sebelumnya menjadi 4-3-3 dan para pemain yang diturunkan Aljazair terbukti membayar lunas kepercayaan Belmadi, terutama trio lini depan Adam Ounas, Islam Slimani dan Andy Delort.

"Saya bangga dengan para pemain dan puas dengan penampilan mereka," kata Belmadi selepas pertandingan sebagaimana dilansir laman resmi turnamen.

"Mereka yang bermain hari ini bukanlah pemain cadangan, mereka bagian tim ini dan selalu berlatih sepenuh hati," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Aljazair benamkan Tanzania 3-0 meski istirahatkan pemain bintang

Ounas, mencetak dua gol dan mengirimkan satu assist untuk gol lainnya, selalu menjadi penghangat bangku cadangan Aljazair di dua laga pertama.

Ia mengaku bisa tampil baik setelah diberi suntikan kepercayaan besar dari Djelmadi.

"Pelatih memberikan kepercayaan diri yang besar dan akhirnya kami dengan dengan bermain baik. Kami puas dengan penampilan kami dan menyongsong babak selanjutnya dengan semangat besar," ujarnya.

Kemenangan atas Tanzania membuat Aljazair untuk pertama kalinya setelah 1990 menyapu bersih pertandingan penyisihan grup. Kala itu, tampil sebagai tuan rumah, Rubah Gurun berakhir menjuarai Piala Afrika pertama mereka. Namun, Djelmadi menolak untuk segera dibanding-bandingkan dengan skuat 1990.

"Saya tak suka membanding-bandingkan antargenerasi dan kami juga masih menghadapi jalan panjang," ujarnya.

"Masih ada banyak pesaing juara dan pada akhirnya kita akan melihat siapa yang bisa berada di podium nanti," pungkas Djelmadi.

Pada 16 besar, Aljazair akan menghadapi salah satu tim peringkat ketiga terbaik dari Grup A atau B.