KADIN optimistis volume perdagangan Indonesia-Palestina melonjak

id Kementerian Ekonomi Nasional Palestina Jawad Al Muty,kadin,indonesia-palestina

KADIN optimistis volume perdagangan Indonesia-Palestina melonjak

Perwakilan Kementerian Ekonomi Nasional Palestina Jawad Al Muty (kiri pertama), Sekretaris Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Moga Simatupang (kiri kedua), Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun (tengah), Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bidang Hubungan Timur Tengah Mufti Hamka Hasan dan Direktur Kebijakan Perdagangan Pusat Perdagangan Palestina (Pal Trade) Shadi Shaheen saat menghadiri lokakarya bisnis dan investasi Palestina di Jakarta, Rabu. (24/7/2019). (ANTARA / Azis Kurmala)

Mataram (ANTARA) - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bidang Hubungan Timur Tengah Mufti Hamka Hasan mengaku optimistis volume perdagangan Indonesia dan Palestina meningkat seiring kunjungan delegasi Palestina ke tanah air.


"Kunjungan delegasi Palestina dapat memberikan dampak besar terhadap kerja sama ekonomi maupun bisnis antara kedua negara," ujar Mufti Hamka Hasan saat menghadiri lokakarya "Export-led Prosperity, Made in Palestine" (ekspor sebagai motor kemakmuran, dibuat di Palestina) di Jakarta, Rabu.

Mufti pun mengakui bahwa volume perdagangan antara kedua negara saat ini masih kecil.

Namun, ia meyakini masih ada ruang untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Palestina.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan Indonesia-Palestina pada 2018 mencapai 3,5 juta dolar AS, terdiri atas ekspor Indonesia ke Palestina sebesar 2,8 juta dolar AS dan impor Indonesia sebesar 727.000 dolar AS.

Untuk mengembangkan jejaring bisnis antara kedua negara, lanjut Mufti, KADIN memfasilitasi pembentukan Dewan Bisnis Bersama Indonesia-Palestina (JIPBC).
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara serta menjadi pintu masuk bisnis di kawasan.

Karena itu, Palestina harus mampu memanfaatkan peluang pasar Indonesia untuk menghasilkan keuntungan bersama.

"Yang menjadi tantangan adalah bagaimana komunitas bisnis kedua negara dapat mengoptimalkan peluang untuk menghasilkan keuntungan bersama," ujar dia.