Diskominfo Mataram mengevaluasi program "smart city"

id kominfo,mataram,smart city

Diskominfo Mataram mengevaluasi program "smart city"

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram I Nyoman Swandiasa. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melakukan evaluasi terhadap pencapaian program "smart city" yang telah dicanangkan pemerintah dari 100 kota sebagai pilot project di Indonesia.

"Dari evaluasi secara nasional, Kota Mataram masuk menjadi kota ke 75 yang pencapaian "smart city" terbaik," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Mataram, I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa.

Untuk melaksanakan program tersebut, Kota Mataram sudah memiliki "road map" dan rencana strategis "smart city" serta perwal "smart city" sebagai bentuk dukungan dari sisi regulasi.

Sementara program unggulan sangat banyak karena dimensi dari program "smart city" cukup luas. Dimana ada "smart mobility", "smart economy", "smart people" bahkan "smart governance" dan lainnya.

Karena itu, dalam evaluasi ini Diskominfo ingin menyakinkan di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai dengan kewenangan masing-masing untuk mempedomani hal itu serta melaksankan komitmen menjadikan Mataram sebagai "smart city".

Misalnya, kata Swandiasa yang didampingi Kabid Persandian dan Statistik Andi Kurniawan, Dinas Perhubungan (Dishub) disebut "smart" maka harus bisa mengekspose apa pencapaiannya.

"Dishub saat ini sudah memiliki sistem monitoring rambu lalu lintas melalui aplikasi 'area traffic control cystem' (ATCS), dan akan membangun aplikasi e-parkir. Itu sudah keren sekali," katanya.

Terkait dengan program "smart people" di Kota Mataram, Swandiasa tidak menampik hal itu menjadi poin cukup berat, karena harus merubah pola pikir dan budaya masyarakat membutuhkan proses panjang.

Namun Diskominfo telah berkomitmen dengan mulai melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai pihak terkait termasuk aparat kecamatan melalui pembentukan kelompok informasi masyarakat (KIM), menjadi bagian membangun "smart people".

"Kita tumbuhkan komunitas dan jejaring di tingkat masyarakat, dan menggandeng para pemerhati IT yang jago-jago hacker. Website kita bolak balik jebol, itu bukti masyarakat kita sudah pintar," katanya.

Lebih jauh Swandiasa mengatakan, kalau berkaca dari hasil evaluasi tahap pertama, program "smart city" di Kota Mataram sudah cukup bangus, dengan variabel penilaian dengan poin baik, sementara kota yang bernilai cukup banyak sekali.

"Sedangkan kota dengan hasil penilaian sangat baik hanya tiga, yakni Kota Semarang, Tanggerang Selatan, dan Surabaya. Dengan kondisi yang ada saat ini, capain baik bagi Mataram harus bangga," sebutnya.