Mataram (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat memberikan rekomendasi penambahan empat ekor gajah yang akan dipelihara oleh lembaga konservasi Elephant Park dalam rangka penambahan populasi satwa tersebut di Pulau Lombok.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA NTB Lugi Hartanto di Mataram, Senin mengatakan pihaknya sudah menyampaikan rekomendasi tersebut ke Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Ditjen KSDAE sudah memberi lampu hijau. Tinggal menunggu kesiapan daerah asal gajah, yakni dari Riau," katanya.
Ia menyebutkan empat ekor gajah yang akan didatangkan terdiri atas tiga betina dan satu ekor jantan yang masih berusia produktif.
Gajah-gajah yang masih usia produktif tersebut nantinya diharapkan bisa melahirkan keturunan, sehingga jumlah populasi bisa bertambah di kawasan milik lembaga konservasi Elephant Park, di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, itu.
"Saat ini, lembaga konservasi tersebut hanya memiliki satu ekor gajah betina yang usianya di atas 30 tahun. Itu tergolong usia yang sudah tidak produktif lagi untuk melahirkan keturunan," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan survei kesiapan lembaga konservasi di Kabupaten Lombok Utara, baik dari sisi konstruksi dan luas kandang dan manajemen pemeliharaannya.
Dari hasil survei, lanjut Lugi, lembaga konservasi tersebut sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan tambahan jumlah gajah yang akan dipelihara.
"Kami terus berkoordinasi dengan lembaga konservasi tersebut dan mereka sudah menyiapkan segala persyaratan untuk menampung tambahan populasi gajah yang akan dipelihara," ucapnya.
Saat ini, jumlah gajah yang menjadi maskot taman satwa Elephant Park hanya tiga ekor. Semuanya didatangkan dari Lampung.
Selain gajah, ada juga satwa lain yang menjadi koleksi, seperti dua orangutan bernama Fallen berusia berumur 11 tahun dan Tessy umur 19 tahun. Ada juga dua ekor beruang madu dengan nama Berry dan Jono, masing-masing berusia dua tahun.
Satwa lainnya adalah dua ekor ular pyton, buaya laut, iguana, kera hitam enam ekor, bekantan, kambing Afrika, kuda nil afrika, kijang afrika, landak, dan rusa timor khas NTB.
Koleksi terbanyak adalah burung, terutama jenis kakatua yang sudah jinak meskipun dilepasliarkan di taman tersebut.
Berita Terkait
Geger!! Buaya liar berjemur di keramba udang milik nelayan Lombok Timur
Selasa, 12 November 2024 20:30
Waspadai ular piton jelang musim hujan di Lombok Tengah
Jumat, 8 November 2024 13:29
Awas!! ada buaya liar di Teluk Bumbang Lombok Tengah
Jumat, 1 November 2024 15:08
BKSDA NTB mendorong pelestarian kakatua kecil jambul kuning di Moyo
Kamis, 27 Juni 2024 5:46
BKSDA NTB tangani anjing liar berpotensi bahayakan WSBK
Senin, 14 November 2022 4:49
BKSDA NTB terus membenahi TWA Gunung Tunak penyangga KEK Mandalika
Kamis, 31 Maret 2022 23:35
Polda NTB apresiasi upaya pemerintah tangani anjing liar di Mandalika
Selasa, 15 Februari 2022 18:47
BKSDA NTB mendorong peningkatan populasi rusa di TWA Gunung Tunak
Kamis, 30 Desember 2021 10:16