Jumlah pengangguran di NTB bertambah 1.260 orang

id BPS NTB,tingkat pengangguran terbuka

Jumlah pengangguran di NTB bertambah 1.260 orang

Para pemuda menggali informasi peluang kerja di bursa kerja yang digelar oleh Dinas Tenaga Kerja NTB bekerja sama dengan sejumlah perusahaan di Kota Mataram. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis jumlah pengangguran di NTB dalam satu tahun terakhir bertambah sebanyak 1.260 orang karena masih terbatasnya kesempatan mendapatkan peluang kerja sesuai dengan bidangnya.

Kepala BPS NTB Suntono di Mataram, Selasa, mengatakan kenaikan jumlah pengangguran di NTB jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk yang bekerja, sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun sebesar 0,3 persen dari 3,72 persen per Agustus 2018 menjadi 3,42 persen pada Agustus 2019.

"Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK), yaitu sebesar 9,63 persen," katanya.

TPT di perkotaan, kata dia, cenderung lebih tinggi dibanding perdesaan. TPT di perkotaan dan perdesaan menunjukkan trend yang menurun. Pada Agustus 2019, TPT di perkotaan sebesar 4,05 persen, sedangkan TPT di perdesaan 2,84 persen.

Dibandingkan setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 0,20 persen dan 0,40 persen.

Suntono menambahkan dilihat dari tingkat pendidikan, pada Agustus 2019, TPT untuk penduduk dengan pendidikan tertinggi SMK paling tinggi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 9,63 persen.

TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 6,66 persen, diikuti sekolah menengah umum sebesar 6,07 persen.

"Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, hal tersebut terlihat dari rendahnya TPT sekolah menengah pertama ke bawah," ujarnya.

Menurut Suntono, upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka perlu dilakukan secara terpadu oleh pemerintah daerah dengan dunia usaha dan dunia industri.

Salah satu yang penting untuk dilakukan adalah memperbanyak pelatihan-pelatihan, khususnya bagi lulusan SMK agar mereka lebih kompeten sehingga terserap dunia kerja. Begitu juga dengan dunia usaha dan dunia industri perlu menggalakkan informasi mengenai peluang kerja.