Jakarta (ANTARA) - Pembuat helikopter amatir dari Sukabumi, Jujun Junaedi, ingin melanjutkan pembuatan pesawat terbangnya hingga bisa diuji setelah berdiskusi dengan peneliti dari Pusat Teknologi Penerbangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
"Dengan berbekal sudah mendapat kunjungan yang menghadirkan yang berkompeten di bidangnya memberi masukan, memang itu cukup menambah semangat untuk saya agar diteruskan. Menjalankan prosedur yang Beliau sampaikan, mungkin nanti ada pengujian-pengujian," kata Jujun di kediamannya di Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa.
Peneliti dari LAPAN menemui Jujun setelah kabar mengenai usahanya membuat helikopter berdasarkan informasi dari internet, termasuk dari kanal video YouTube, menjadi viral.
Jujun membangun helikopter menggunakan mesin genset dua silinder 700 cc dan bahan-bahan yang dia beli menggunakan dana sendiri. Berkat usahanya, Jujun diundang oleh perusahaan teknologi Google ke acara Google for Id di Jakarta.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro kemudian meminta LAPAN melihat langsung helikopter buatan pemuda Sukabumi itu dan menyampaikan informasi mengenai prosedur pembangunan helikopter.
Saat ini, helikopter buatan Jujun sendiri belum siap untuk uji apapun dan masih membutuhkan banyak penyempurnaan menurut peneliti dari Pusat Teknologi Penerbangan Teuku Mohd Ichwanul Hakim, yang datang ke Sukabumi untuk menemui Jujun.
"Ini sebetulnya semuanya demi keamanan. Jadi mungkin saat ini sudah jadi beberapa, hanya apakah itu betul-betul kuat, kemudian dari sisi kinerjanya itu perlu diperiksa lagi," kata Ichwan.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56