Lima penyu ditemukan mati tak jauh dari PLTU

id penyu mati,penyu bengkulu,pltu bengkulu

Lima penyu ditemukan mati tak jauh dari PLTU

Tim BKSDA Bengkulu dan mahasiswa Kelautan Universitas Bengkulu membedah bangkai penyu yang ditemukan mati di Pantai Teluk Sepang, Bengkulu, tak jauh dari lokasi pembuangan air bahang PLTU Teluk Sepang. (ANTARA/Helti Marini Sipayung)

Bengkulu (ANTARA) - Lima penyu ditemukan mati di perairan Pantai Teluk Sepang, tidak jauh dari lokasi pembuangan air bahang pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang di Kota Bengkulu.

"Belum pernah kejadian seperti ini terjadi di Pantai Teluk Sepang. Kami biasa mencari ikan di sini, baru ini menemukan lima ekor penyu mati dalam waktu yang tidak berjauhan," kata Aprianto, nelayan dari Kelurahan Betungan yang kerap mencari ikan di perairan Teluk Sepang, Selasa.

Ia mengatakan kematian lima penyu itu hanya berselang dua minggu dan hingga kini belum diketahui penyebab pastinya.

Warga Kelurahan Teluk Sepang, Rustam, mengatakan bahwa bangkai empat dari lima penyu yang ditemukan mati itu ditemukan di pantai.

Pada 13 November 2019 dua bangkai penyu ditemukan sekitar 30 meter dari saluran air bahang PLTU Teluk Sepang. "Satu bangkai penyu kami serahkan ke petugas BKSDA Bengkulu untuk diautopsi," kata Rustam.

Pada 18 November 2019 juga ditemukan dua bangkai penyu di Pantai Teluk Sepang, satu di antaranya diserahkan ke petugas BKSDA Bengkulu-Lampung.

Koordinator Komunitas Lestari Alam Laut untuk Negeri (Latun) Bengkulu Ari Anggoro mengatakan bahwa pada 6 November satu bangkai penyu ditemukan mati di sekitar Pantai Panjang, Kota Bengkulu.

"Jenisnya penyu sisik dan setelah dibedah tidak ada luka atau rusak fisik pada karapas, kepala, kaki, dan tangan dan terdapat beberapa jenis makanan dalam lambung yang masih kategori normal," kata Ari.

Ia belum mengetahui pasti penyebab kematian penyu-penyu tersebut. Ia mengatakan, dibutuhkan uji laboratorium untuk mengetahui bahan kimia yang mungkin menjadi penyebab kematian penyu.

Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung Donal Hutasoit mengatakan dua bangkai penyu yang diserahkan warga sudah dibedah oleh dokter hewan BKSDA.

"Ada sampah plastik dalam tubuh penyu serta makanan alami lainnya sehingga penyebab kematian yang pasti harus diperiksa secara lengkap terkait unsur kimia yang masuk ke tubuh penyu," kata Donal.

Ia menyayangkan BKSDA Bengkulu-Lampung tidak punya laboratorium untuk memeriksa kandungan unsur kimia dalam bangkai penyu tersebut.